Rabu, 16 November 2016

Kitab At Tauhid 20

╔═════════════ ❁✿❁ ╗
       ❝ KAJIAN  TAUHID ❞
╚═══ ❁✿❁ ══════════╝

Kitab: Al-Mulakhosh fii Syarh Kitabut Tauhid.

Karya: Syaikh Shalih bin Fauzan bin Abdillah Al-Fauzan hafizhahullah.

Rabu, 16 Shafar 1438H/ 16 November 2016

PERTEMUAN KE 20🖇

Pelajaran yang diambil dari hadits (pertemuan sebelumnya):

1. Keutamaan salaf, mereka memandang tanda-tanda yang ada di langit bukanlah sekedar sebagai kebiasaan, namun mereka mengetahui bahwa hal itu adalah salah satu dari tanda kekuasaan Allah.

2. Besarnya semangat salaf untuk ikhlas dan sangat jauhnya mereka dari riya'.

3. Meminta hujjah terhadap pembenaran suatu pemikiran. Dan perhatian salaf terhadap dalil.

4. Disyariatkannya berhenti diatas dalil dan beramal berdasarkan ilmu. Dan seseorang yang beramal berdasarkan dalil yang telah sampai padanya, maka ia telah berbuat baik.

5. Menyampaikan ilmu dengan lembut dan penuh hikmah.

6. Bolehnya ruqyah.

7. Membimbing seseorang yang telah beramal sesuai syariat agar melakukan hal yang lebih utama.

8. Keutamaan Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, dimana diperlihatkan umat-umat kepada beliau.

9. Para nabi berbeda-beda dalam hal jumlah pengikut mereka.

10. Bantahan bagi orang yang berhujjah dengan banyaknya pengikut, serta orang yang menganggap bahwa kebenaran diukur dengan banyaknya pengikut.

11. Kewajiban mengikuti kebenaran walaupun pengikutnya hanya sedikit.

12. Keutamaan Nabi Musa 'alaihis salam.

13. Keutamaan umat ini dan bahwa jumlah mereka adalah yang terbanyak sebagai pengikut Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Bersambung insya Allah..

(Mulakhas Syarh Kitab At-Tauhid hal: 40)
Diterjemahkan Oleh: Redaktur Saalikat.

» http://saalikatmanhajsalaf.blogspot.co.id/
» bit.ly/Saalikat_ManhajSalaf

Majmu'ah Saalikat Manhaj Salaf

This entry was posted in

Kitab At Tauhid 19

╔═════════════ ❁✿❁ ╗
       ❝ KAJIAN  TAUHID ❞
╚═══ ❁✿❁ ══════════╝

Kitab: Al-Mulakhosh fii Syarh Kitabut Tauhid.

Karya: Syaikh Shalih bin Fauzan bin Abdillah Al-Fauzan hafizhahullah.

Rabu, 09 Shafar 1438H/ 09 November 2016.

PERTEMUAN KE 19🖇

Makna Hadits Secara Global:

Hushain bin Abdirrohman menggambarkan perbincangan yang terjadi di majlis Sa'id bin Jubair tentang peristiwa bintang jatuh tadi malam.

Lalu Hushain menyampaikan kepada mereka bahwa dirinya menyaksikan hal itu karena malam itu ia tidak sedang tidur.
Kemudian dia khawatir orang-orang menyangka bahwa saat itu dirinya sedang shalat malam, karena itu ia ingin menyangkal persangkaan mereka perihal ibadah yang tidak ia lakukan.

Hal ini sebagaimana kebiasaan yang dilakukan salafus saleh dalam hal semangat mereka untuk ikhlas.

Oleh karena itu ia mengatakan alasan sebenarnya yang membuat ia terjaga malam itu, Yaitu karena ia disengat binatang.

🏼Maka pembicaraanpun beralih pada pertanyaan tentang apa yang ia lakukan setelah disengat. Lalu Hushain mengatakan bahwa ia mengobatinya dengan ruqyah. Kemudian Sa'id bertanya tentang dalil syar'i atas perbuatan yang ia lakukan.

Lalu Hushain menyampaikan hadits yang datang dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tentang bolehnya ruqyah.

Dan Sa'id pun membenarkan perbuatannya yang dilandasi dalil. Kemudian Sa'id menyampaikan keadaan yang lebih baik daripada yang ia lakukan. Yaitu mencapai kesempurnaan tauhid dengan cara meninggalkan hal-hal yang makruh pada saat dibutuhkan, dalam rangka tawakal kepada Allah. Sebagaimana keadaan tujuh puluh ribu orang yang masuk surga tanpa hisab dan tanpa siksaan. Dimana Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menyebutkan diantara sifat mereka adalah:

"Tidak minta diruqyah dan di kay.." hal ini dalam rangka untuk merealisasikan tauhid. Mereka memilih sebab yang lebih kuat yaitu bertawakal kepada Allah dan tidak meminta kepada seorangpun untuk meruqyah dirinya. Terlebih lagi meminta kepada orang lain perkara yang lebih dari itu. Bersambung insya Allah..

(Mulakhas Syarh Kitab At-Tauhid hal: 39-40)
Diterjemahkan Oleh: Redaktur Saalikat.

» http://saalikatmanhajsalaf.blogspot.co.id/
» bit.ly/Saalikat_ManhajSalaf

Majmu'ah Saalikat Manhaj Salaf

This entry was posted in

Kitab At Tauhid 18

╔═════════════ ❁✿❁ ╗
       ❝ KAJIAN  TAUHID ❞
╚═══ ❁✿❁ ══════════╝

Kitab: Al-Mulakhosh fii Syarh Kitabut Tauhid.

Karya: Syaikh Shalih bin Fauzan bin Abdillah Al-Fauzan hafizhahullah.

PERTEMUAN KE 18🖇

Dari Hushain bin Abdirrahman, dia berkata:

Aku pernah berada di sisi Sa'id bin Jubair, lalu dia berkata: "Siapakah diantara kalian yang tadi malam melihat bintang jatuh?",
Kemudian aku menjawab: "Saya."
Lalu aku berkata lagi: "Saat itu saya tidak sedang shalat malam, akan tetapi karena saya disengat binatang."
Sa'id berkata: "Lalu apa yang kamu lakukan?"
Aku menjawab: "Saya mencari orang untuk meruqyah saya."
Sa'id berkata: "Apa yang membuatmu melakukan hal itu?"
Aku menjawab: "Karena sebuah hadits dari Asy-Sya'bi."
Sa'id berkata: "Apa yang ia sampaikan kepada kalian?"
Aku menjawab: "Buraidah bin Al-Hushaib menyampaikan hadits kepada kami bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda (yang artinya):

"Tidak ada ruqyah kecuali pada penyakit 'ain dan (karena) disengat."

⏯Sa'id berkata: "Sungguh bagus seseorang yang beramal sesuai apa yang ia dengar (berdasarkan dalil, pent). Akan tetapi Ibnu Abbas telah menyampaikan kepadaku bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda (yang artinya): 

"Diperlihatkan umat-umat kepadaku, lalu aku melihat seorang nabi yang memiliki beberapa orang pengikut. Dan seorang nabi yang memiliki seorang dan dua orang pengikut. Bahkan ada seorang nabi yang tidak memiliki satu pengikut pun. Kemudian diperlihatkan kepadaku umat yang banyak, aku menyangka bahwa mereka adalah umatku. Lalu dikatakan kepadaku bahwa ini adalah Musa dan pengikutnya. Setelah itu aku melihat umat yang banyak, lalu dikatakan kepadaku ini adalah umatmu. Diantara mereka ada tujuh puluh ribu orang yang masuk surga tanpa dihisab dan tanpa disiksa."

Setelah itu Rasulullah bangkit dan masuk ke rumah beliau. Maka para shahabat membahas tentang tujuh puluh ribu orang tersebut. Sebagian berkata: "Mungkin mereka adalah para shahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam." Sebagian lagi mengatakan: "Mungkin mereka adalah orang-orang yang lahir dalam keadaan islam dan tidak menyekutukan Allah dengan sesuatupun." Sebagian lagi menyebutkan yang lainnya.

Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam datang dan menyampaikan siapakah mereka. Beliau bersabda (yang artinya):

"Mereka adalah orang-orang yang tidak minta diruqyah, tidak minta dikay dan bertathayyur dan hanya kepada Allah mereka bertawakal."

Lalu Ukasyah bin Mihshan berdiri dan berkata: "(Wahai Rasulullah) berdoalah kepada Allah agar menjadikan saya termasuk dari mereka."
Lalu beliau berkata: "Engkau termasuk dari mereka."

Kemudian ada orang lain yang berdiri dan berkata: "(Wahai Rasulullah) berdoalah kepada Allah agar menjadikan saya termasuk dari mereka. Lalu beliau bersabda: Ukasyah telah mendahuluimu." (muttafaqun 'alaihi)

Bersambung insya Allah..

(Mulakhas Syarh Kitab At-Tauhid hal:36-37)

____________
Diterjemahkan Oleh: Redaktur Saalikat.

Rabu, 02 Shafar 1438H/ 02 November 2016.

» http://saalikatmanhajsalaf.blogspot.co.id/
» bit.ly/Saalikat_ManhajSalaf

Majmu'ah Saalikat Manhaj Salaf

This entry was posted in

Kitab At Tauhid 17

╔═════════════ ❁✿❁ ╗
       ❝ KAJIAN  TAUHID ❞
╚═══ ❁✿❁ ══════════╝

Kitab: Al-Mulakhosh fii Syarh Kitabut Tauhid.

Karya: Syaikh Shalih bin Fauzan bin Abdillah Al-Fauzan hafizhahullah.

PERTEMUAN KE 17

Bab Barangsiapa Yang Merealisasikan Tauhid Akan Masuk Surga Tanpa Hisab

Allah ta'ala berfirman:

إن إبرهيم كان أمة قانتا لله حنيفاو لم يك من المشركين (النحل: ١٢٠)

"Sesungguhnya Ibrohim adalah teladan yang senantiasa taat kepada Allah, seorang yang Hanif (menghadap kepada Allah dan berpaling dari selain Allah), dan tidaklah ia termasuk orang-orang musyrik." (Q.S An-Nahl: 120)

Dan Allah juga berfirman:

والذين هم بربهم لا يشركون (المؤمنون: ٥٩)

"Dan mereka adalah orang-orang yang tidak menyekutukan Rabb mereka."  (Al-Mukminun: 59)

Makna Ayat Secara Global:

Ayat Pertama: Allah memberikan kepada kekasih Nya Ibrahim 'alaihis salam empat sifat:

1. Beliau adalah Qudwah dalam kebaikan karena sempurnanya beliau pada kedudukan sabar dan yakin, yang mana dengan dua hal itu akan didapatkan kepemimpinan dalam agama.

2. Beliau adalah orang yang khusyu', taat selalu beribadah kepada Allah ta'ala.

3. Beliau adalah orang yang berpaling dari kesyirikan dan menghadap kepada Allah.

4. Jauhnya beliau dari kesyirikan dan terpisahnya beliau dari orang-orang musyrik.

Pelajaran Yang Diambil Dari Kedua Ayat:

▫1. Keutamaan yang dimiliki Nabi Ibrahim 'alaihis sholatu wassalam.

▫2. Mencontoh beliau dalam sifat-sifat yang agung ini.

▫3. Keterangan tentang sifat-sifat yang menyempurnakan perealisasian tauhid.

▫4. Wajibnya menjauhi kesyirikan dan orang musyrik, serta berlepas diri dari mereka.

▫5. Salah satu sifat seorang mukmin adalah merealisasikan tauhid.

Bersambung insya Allah..

(Mulakhos Syarh Kitab At-Tauhid hal:34-35)

____________
Diterjemahkan Oleh: Redaktur Saalikat

•Dipublikasikan: Rabu 18 Al-Muharram 1438 H / 19 Oktober 2016 M.

» http://saalikatmanhajsalaf.blogspot.co.id/
» bit.ly/Saalikat_ManhajSalaf

Majmu'ah Saalikat_ManhajSalaf

This entry was posted in

Kitab At Tauhid 16

╔═════════════ ❁✿❁ ╗
       ❝ KAJIAN  TAUHID ❞
╚═══ ❁✿❁ ══════════╝

Kitab: Al-Mulakhosh fii Syarh Kitabut Tauhid.

Karya: Syaikh Shalih bin Fauzan bin Abdillah Al-Fauzan hafizhahullah.

PERTEMUAN KE 16

Al-Imam at-Tirmidzi meriwayatkan sebuah hadits, dan beliau menghasankannya, dari Anas radhiyallahu 'anhu berkata:

Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda yang artinya:

Allah ta'ala berfirman:

"Wahai anak adam! Seandainya engkau datang kepada Ku dengan membawa kesalahan sepenuh bumi, kemudian engkau bertemu dengan Ku dalam keadaan tidak menyekutukan Aku dengan sesuatupun, sungguh Aku akan mendatangimu dengan ampunan sepenuh bumi pula."

Makna hadits secara global:

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengabarkan dari Rabbnya 'Azza wa Jalla, bahwa Ia berbicara dengan para hamba Nya dan menerangkan kepada mereka keluasan keutamaan dan kasih sayang Nya. Dan bahwa Ia mengampuni dosa sebanyak apapun, selama bukan dosa syirik. Hadits ini semisal dengan firman Allah ta'ala:

إن الله لا يغفر أن يشرك به و يغفر ما دون ذلك لمن يشاء

"Sesungguhnya Allah tidak mengampuni apabila Ia disekutukan, dan Allah mengampuni dosa selain syirik bagi siapa yang Ia kehendaki."

Pelajaran yang diambil dari hadits:

✔1. Keutamaan tauhid dan banyaknya pahala yang didapat darinya.

✔2. Luasnya keutamaan Allah, kedermawanan Nya, kasih sayang dan ampunan Nya.

✔3. Bantahan terhadap khowarij yang mengkafirkan pelaku dosa besar selain syirik.

✔4. Penetapan sifat Berbicara bagi Allah 'Azza wa Jalla yang sesuai dengan kemuliaan Nya.

✔5. Keterangan makna Laa ilaha illallah, yaitu meninggalkan kesyirikan sedikit ataupun banyak. Bukan hanya sekedar mengucapkannya dengan lisan.

✔6. Penetapan adanya kebangkitan, perhitungan dan pembalasan amalan.

Bersambung insya Allah..

(Mulakhos Syarh Kitab At-Tauhid hal:32-33)

____________
Diterjemahkan Oleh: Redaktur Saalikat

•Dipublikasikan: Rabu, 11 Al Muharram 1438H/ 12 Oktober 2016M.

» http://saalikatmanhajsalaf.blogspot.co.id/
» bit.ly/Saalikat_ManhajSalaf

Majmu'ah Saalikat_ManhajSalaf

This entry was posted in

Al Mulakhash Fiqh (Fiqh Ringkas) 9

┏━━━━━━━━━━━━━━━💧🌷━━┓
          ❝ K.A.J.I.A.N  F.I.Q.H ❞
┗━━🌷💧━━━━━━━━━━━━━━━┛

Kitab: Al Mulakhash Fiqh (Fiqh Ringkas).

Karya: Syaikh Shalih bin Fauzan bin Abdillah Al-Fauzan hafizhahullah.​

Senin, 14 Shafar 1438H/ 14 November 2016M

▫Pertemuan. 9

باب في أحكام الآنية وثياب الكفار

الآنية هي الأوعية التي يحفظ فيها الماء وغيره، سواء كانت من الحديد أو الخشب أو الجلود أو غير ذلك.
والأصل فيها الإباحة، فيباح استعمال واتخاذ كل إناء طاهر، ما عدا نوعين، هما:

١" إناء الذهب والفضة، والإناء الذي فيه ذهب أو فضة، طلاء أو تمويها أو غير ذلك من أنواع جعل الذهب والفضة في الإناء، ما عدا اليسيرة من الفضة تجعل في الإناء للحاجة إلى إصلاحه.

ودليل تحريم إناء الذهب والفضة قولهصلى الله عليه وسلم: "لا تشربوا في آنية الذهب والفضة، ولا تأكلوا في صحافهما؛ فإنها لهم في الدنيا ولنا في الآخرة"، رواه الجماعة،
 وقوله صلى الله عليه وسلم: "الذي يشرب في آنية الفضة إنما يجرجر في بطنه نار جهنم"، متفق عليه، والنهي عن الشيء يتناوله خالصا أو مجزءًا، فيحرم الإناء المطلي أو المموه بالذهب أو الفضة أو الذي فيه شيء من الذهب والفضة، ما عدا الضبة اليسيرة من الفضة كما سبق؛ بدليل حديث أنس رضي الله عنه: "أن قدح النبي صلى الله عليه وسلم انكسر، فاتخذ مكان الشعب سلسلة من فضة"، رواه البخاري.
قال النووي رحمه الله: "انعقد الإجماع على تحريم الأكل والشرب فيها، وجميع أنواع الاستعمال في معنى الأكل والشرب بالإجماع". انتهى.

وتحريم الاستعمال والاتخاذ يشمل الذكور والإناث؛ لعموم الأخبار، وعدم المخصص، وإنما أبيح التحي للنساء لحاجتهن إلى التزين للزوج.
وتباح آنية الكفار التي يستعملونها ما لم تعلم نجاستها، فإن علمت نجاستها؛ فإنها تغسل وتستعمل بعد ذلك.


Kitab Thaharah
«Bab Hukum Seputar Bejana dan Pakaian Orang kafir»

Larangan memakai bejana Emas dan Perak serta dari kulit bangkai

Yang dimaksud dengan bejana adalah Tempat yang digunakan untuk menyimpan air dan sejenisnya baik terbuat dari besi, kayu, kulit atau lainya.

Hukum asal bejana adalah Mubah, maka mubah hukumnya menggunakan setiap bejana yang suci kecuali dua jenis bejana :

1. Bejana yang terbuat dari emas dan perak.

Yakni bejana yang mengandung campuran emas dan perak didalamnya, baik dalam bentuk cat, sepuhan, dan berbagai cara lainya untuk mencampurkan unsur emas dan perak menjadi sebuah bejana, kecuali tempelan perak dalam bejana yg bertujuan untuk menambal/memperbaikinya.

Dalilnya adalah sabda Nabi Shalallahu 'alaihi wassalam :

"لا تشربوا في آنية الذهب والفضة، ولا تأكلوا في صحافهما؛ فإنها لهم في الدنيا ولنا في الآخرة.

Artinya: Jangan minum dengan menggunakan bejana Emas dan Perak dan jangan makan dengan menggunakan piring yg terbuat dari keduanya karena benda - benda ini adalah milik mereka orang kafir didunia dan milik kita diahkirat" (Riwayat Bukhari No.5633)

Juga sabda rasul shalallahu 'alaihi wassalam :

"الذي يشرب في آنية الفضة إنما يجرجر في بطنه نار جهنم"

Artinya : "Orang yg minum menggunakan bejana perak sesungguhnya ia telah menyalakan api neraka jahanam dalam perutnya." (Muttafaqun 'Alaihi)

Bersambung insya Allah...

______
Diterjemahkan Akhukum Fillah, Dipondok Yatim Non Yatim An Nashihah Cepu.

» http://saalikatmanhajsalaf.blogspot.co.id/
» bit.ly/Saalikat_ManhajSalaf

Majmu'ah Saalikat Manhaj Salaf

This entry was posted in

Al Mulakhash Fiqh (Fiqh Ringkas) 8

┏━━━━━━━━━━━━━━━💧🌷━━┓
          ❝ K.A.J.I.A.N  F.I.Q.H ❞
┗━━🌷💧━━━━━━━━━━━━━━━┛

Kitab: Al Mulakhash Fiqh (Fiqh Ringkas).

Karya: Syaikh Shalih bin Fauzan bin Abdillah Al-Fauzan hafizhahullah.​

Kamis, 03 Shafar 1438H/ 03 November 2016M.

▫Pertemuan. 8

ﻛﺘﺎﺏ اﻟﻄﻬﺎﺭﺓ
<ﺑﺎﺏ ﻓﻲ ﺃﺣﻜﺎﻡ اﻟﻄﻬﺎﺭﺓ ﻭاﻟﻤﻴﺎﻩ>

وهذا مما يدل على عظمة هذا الإسلام، الذي هو دين الطهارة والنزاهة الحسية والمعنوية، كما يدل ذلك على عظمة هذه الصلاة، حيث لم يصح الدخول فيها بدون الطهارتين:

الطهارة المعنوية من الشرك، وذلك بالتوحيد وإخلاص العبادة لله،

والطهارة الحسية من الحدث والنجاسة، وذلك يكون بالماء أو ما يقوم مقامه.

واعلم أن الماء إذا كان باقيا على خلقته، لم تخالطه مادة أخرى؛ فهو طهور بالإجماع، وإن تغير أحد أوصافه الثلاثة ريح أو طعمه أو لونه بنجاسة؛ فهو نجس بالإجماع، لا يجوز استعماله، وإن تغير أحد أوصافه بمخالطة مادة طاهرة كأوراق الأشجار أو الصابون أو الإشنان والسدر أو غير ذلك من المواد الطاهرة، ولم يغلب ذلك المخالط عليه؛ فلبعض العلماء في ذلك تفاصيل وخلاف، والصحيح أنه طهور، يجوز التطهر به من الحدث، والتطهر به من النجس.

فعلى هذا؛ يصح لنا أن نقول:
إن الماء ينقسم إلى قسمين:

القسم الأول: طهور يصح التطهر به، سواء كان باقيا على خلقته أو خالطته مادة طاهرة لم تغلب عيه ولم تسلبه اسمه.

القسم الثاني: نجس لا يجوز استعماله؛ فلا يرفع الحدث، ولا يزيل النجاسة، وهو مما تغير بالنجاسة.
والله تعالى أعلم.



                 Kitab Thaharah
«Bab Hukum-Hukum Bersuci dan Air»

Islam adalah agama yang suci yaitu agama yang mencerminkan kebersihan lahiriyah dan batiniyah.

Yang kita bahas sebelumnya: Semuanya ini menunjukan keagungan islam yang merupakan Agama Suci yaitu agama yang suci lahiriyahnya dan batiniyahnya (secara maknawiyahnya), juga yang demikian itu menunjukan keagungan shalat dimana tidak sah shalat tanpa disertai dengab dua jenis suci yaitu:

1. Suci secara batin (Suci maknawiyah) yaitu dari kesyirikan dengan bertahid dan ihklas beribadah kepada Allah semata.

2. Suci lahiriyah yaitu dari hadats hadats dan najis, yang demikian itu caranya dengan air atau media yang bisa menggantikanya.

➡ Ketahuilah bahwa apabila air itu masih utuh kondisi alaminya serta tidak tercampuri dengan materi lain maka air itu disebut Air Suci (thahuur), yakni suci mensucikan berdasarkan kesepakatan para ulama.

➡ Namun jika air itu berubah salah satu sifatnya ( aroma, warna, rasanya ) karena unsur najis maka itu adalah Air najis serta tidak boleh digunakan untuk bersuci berdasarkan kesepakatan para ulama'.

⏯ Jika salah satu sifatnya berubah karena materi suci lainya, seperti dedaunan, Isynaan (sejenis asam untuk mencuci baju atau lainnya) , sabun, daun bidara, dan materi suci lainnya, maka para ulama mempunyai penjelasan yang rincu dan masih ada perbedaan diantara mereka tapi yang benar air itu tetap suci dan mensucikan serta bisa digunakan bersuci baik dari najis maupun hadats.

Berdasarkan pembahasan diatas dapat kita simpulkan bahwa air terbagi menjadi dua :

1. Air Thahuur (suci) hukumnya sah digunakan untuk bersuci, baik masih utuh alami ataupun sudah tercampur dengab materi suci yang belum mendominasi  dan belum mengubah sebutannya sebagai nama "air".

2. Kedua, Air najis yaitu yang tidak sah digunakan untuk bersuci tidak bisa menghilangkan najis dan hadats yaitu air yang telah berubah salah satu sifatnya karena najis. Wallahu A'lam

Bersambung insya Allah..

______
Diterjemahkan Akhukum Fillah.  Dipondok Yatim Non Yatim An Nashihah Cepu.

» http://saalikatmanhajsalaf.blogspot.co.id/
» bit.ly/Saalikat_ManhajSalaf

Majmu'ah Saalikat Manhaj Salaf

This entry was posted in

Al Mulakhash Fiqh (Fiqh Ringkas) 7

┏━━━━━━━━━━━━━━━💧🌷━━┓
          ❝ K.A.J.I.A.N  F.I.Q.H ❞
┗━━🌷💧━━━━━━━━━━━━━━━┛

Kitab: Al Mulakhash Fiqh (Fiqh Ringkas).

Karya: Syaikh Shalih bin Fauzan bin Abdillah Al-Fauzan hafizhahullah.​

▫Pertemuan. 7

ﻛﺘﺎﺏ اﻟﻄﻬﺎﺭﺓ
<ﺑﺎﺏ ﻓﻲ ﺃﺣﻜﺎﻡ اﻟﻄﻬﺎﺭﺓ ﻭاﻟﻤﻴﺎﻩ>

ﻓﺈﺫا ﻋﺪﻡ اﻟﻤﺎء، ﺃﻭ ﻋﺠﺰ ﻋﻦ اﺳﺘﻌﻤﺎﻟﻪ ﻣﻊ ﻭﺟﻮﺩﻩ؛ ﻓﺈﻥ اﻟﻠﻪ ﻗﺪ ﺟﻌﻞ

ﺑﺪﻟﻪ اﻟﺘﺮاﺏ، ﻋﻠﻰ ﺻﻔﺔ ﻻﺳﺘﻌﻤﺎﻟﻪ ﺑﻴﻨﻬﺎ اﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻓﻲ ﺳﻨﺘﻪ، ﻭﺳﻴﺄﺗﻲ ﺗﻮﺿﻴﺢ ﺫﻟﻚ ﺇﻥ ﺷﺎء اﻟﻠﻪ ﻓﻲ ﺑﺎﺑﻪ.
ﻭﻫﺬا ﻣﻦ ﻟﻄﻒ اﻟﻠﻪ ﺑﻌﺒﺎﺩﻩ، ﻭﺭﻓﻊ اﻟﺤﺮﺝ ﻋﻨﻬﻢ، ﻗﺎﻝ ﺗﻌﺎﻟﻰ: {ﻭﺇﻥ ﻛﻨﺘﻢ ﻣﺮﺿﻰ ﺃﻭ ﻋﻠﻰ ﺳﻔﺮ ﺃﻭ ﺟﺎء ﺃﺣﺪ ﻣﻨﻜﻢ ﻣﻦ اﻟﻐﺎﺋﻂ ﺃﻭ ﻻﻣﺴﺘﻢ اﻟﻨﺴﺎء ﻓﻠﻢ ﺗﺠﺪﻭا ﻣﺎء ﻓﺘﻴﻤﻤﻮا ﺻﻌﻴﺪا ﻃﻴﺒﺎ ﻓﺎﻣﺴﺤﻮا ﺑﻮﺟﻮﻫﻜﻢ ﻭﺃﻳﺪﻳﻜﻢ ﺇﻥ اﻟﻠﻪ ﻛﺎﻥ ﻋﻔﻮا ﻏﻔﻮﺭا}
.
ﻗﺎﻝ اﺑﻦ ﻫﺒﻴﺮﺓ: "ﻭﺃﺟﻤﻌﻮا ﻋﻠﻰ ﺃﻥ اﻟﻄﻬﺎﺭﺓ ﺑﺎﻟﻤﺎء ﺗﺠﺐ ﻋﻠﻰ ﻛﻞ ﻣﻦ ﻟﺰﻣﺘﻪ اﻟﻄﻬﺎﺭﺓ ﻣﻊ ﻭﺟﻮﺩﻩ ﻓﺈﻥ ﻋﺪﻣﻪ؛ ﻓﺒﺪﻟﻪ؛ ﻟﻘﻮﻟﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ: {ﻓﻠﻢ ﺗﺠﺪﻭا ﻣﺎء ﻓﺘﻴﻤﻤﻮا ﺻﻌﻴﺪا ﻃﻴﺒﺎ}
، ﻭﻟﻘﻮﻟﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ: {ﻭﻳﻨﺰﻝ ﻋﻠﻴﻜﻢ ﻣﻦ اﻟﺴﻤﺎء ﻣﺎء ﻟﻴﻄﻬﺮﻛﻢ ﺑﻪ}
اﻧﺘﻬﻰ....

                 Kitab Thaharah
«Bab Hukum-Hukum Bersuci dan Air»

Bagaimana Jika Tidak Tersedia Air?

Jikalau tidak ada air, atau ketika seseorang tidak mampu menggunakanya ( karena sakit atau semisalnya) maka Allah ta'ala menciptakan tanah sebagai gantinya yang digunakan, yang digunakan secara khusus, Hal itu telah diterangkan oleh Nabi Shalallahu alai wassalam didalam sunnahnya, semua itu akan dijelaskan mendatang pada babnya insya Allah,

Semua keringanan menunjukan kelembutan Alloh ta'ala terhadap para hambaNya untuk menghilangkan kesulitan dari mereka , Sebagaimana firmanNya:

{ﻭﺇﻥ ﻛﻨﺘﻢ ﻣﺮﺿﻰ ﺃﻭ ﻋﻠﻰ ﺳﻔﺮ ﺃﻭ ﺟﺎء ﺃﺣﺪ ﻣﻨﻜﻢ ﻣﻦ اﻟﻐﺎﺋﻂ ﺃﻭ ﻻﻣﺴﺘﻢ اﻟﻨﺴﺎء ﻓﻠﻢ ﺗﺠﺪﻭا ﻣﺎء ﻓﺘﻴﻤﻤﻮا ﺻﻌﻴﺪا ﻃﻴﺒﺎ ﻓﺎﻣﺴﺤﻮا ﺑﻮﺟﻮﻫﻜﻢ ﻭﺃﻳﺪﻳﻜﻢ ﺇﻥ اﻟﻠﻪ ﻛﺎﻥ ﻋﻔﻮا ﻏﻔﻮﺭا}

" Dan jika kamu sakit atau sedang dalam musafir atau datang dari tempat buang air atau kamu telah menyentuh perempuan, kemudian kamu tidak mendapat air, maka bertayamumlah kamu dengan tanah yang baik (suci); sapulah mukamu dan tanganmu. Sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun." (Q.S. An-Nisa: 43)

Ibnu Hubairah menjelaskan;

" Para ulama bersepakat , bahwa bersuci menggunakan air wajib hukumnya bagi mereka yang telah wajib shalat, selama air tersedia jika tidak tersedia maka dapat diganti dengan media penggantinya , Dasarnya adalah firman Allah ta'ala:

ﻓﻠﻢ ﺗﺠﺪﻭا ﻣﺎء ﻓﺘﻴﻤﻤﻮا ﺻﻌﻴﺪا ﻃﻴﺒﺎ ﻓﺎﻣﺴﺤﻮا ﺑﻮﺟﻮﻫﻜﻢ ﻭﺃﻳﺪﻳﻜﻢ ﺇﻥ اﻟﻠﻪ ﻛﺎﻥ ﻋﻔﻮا ﻏﻔﻮﺭا.

" Kemudian kamu tidak mendapat air, maka bertayamumlah kamu dengan tanah yang baik (suci); sapulah mukamu dan tanganmu. Sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun." (Q.S. An-Nisa 43)

Dan juga firmanNya:

ﻭﻳﻨﺰﻝ ﻋﻠﻴﻜﻢ ﻣﻦ اﻟﺴﻤﺎء ﻣﺎء ﻟﻴﻄﻬﺮﻛﻢ ﺑﻪ

"Dan Allah menurunkan kepadamu hujan dari langit untuk mensucikan kamu dengan hujan itu...." (Q.S. Al-Anfal:11)

Sampai disini perkataan Ibnu Hubairah.

Bersambung insya Allah..

______
Diterjemahkan Akhukum Fillah. Dipondok Yatim Non Yatim An Nashihah Cepu.

» http://saalikatmanhajsalaf.blogspot.co.id/
» bit.ly/Saalikat_ManhajSalaf

Majmu'ah Saalikat Manhaj Salaf

This entry was posted in

Al Mulakhash Fiqh (Fiqh Ringkas) 6

┏━━━━━━━━━━━━━━━💧🌷━━┓
          ❝ K.A.J.I.A.N  F.I.Q.H ❞
┗━━🌷💧━━━━━━━━━━━━━━━┛

Kitab: Al Mulakhash Fiqh (Fiqh Ringkas).

Karya: Syaikh Shalih bin Fauzan bin Abdillah Al-Fauzan hafizhahullah.​

▫Pertemuan. 6

ﻛﺘﺎﺏ اﻟﻄﻬﺎﺭﺓ
<ﺑﺎﺏ ﻓﻲ ﺃﺣﻜﺎﻡ اﻟﻄﻬﺎﺭﺓ ﻭاﻟﻤﻴﺎﻩ>

ﻗﺎﻝ ﺷﻴﺦ اﻹﺳﻼﻡ اﺑﻦ ﺗﻴﻤﻴﺔ: "ﺃﻣﺎ ﻣﺴﺄﻟﺔ ﺗﻐﻴﺮ اﻟﻤﺎء اﻟﻴﺴﻴﺮ ﺃﻭ اﻟﻜﺜﻴﺮ ﺑﺎﻟﻄﺎﻫﺮاﺕ؛ ﻛﺎﻹﺷﻨﺎﻥ، ﻭاﻟﺼﺎﺑﻮﻥ، ﻭاﻟﺴﺪﺭ، ﻭاﻟﺨﻄﻤﻲ، ﻭاﻟﺘﺮاﺏ، ﻭاﻟﻌﺠﻴﻦ ... ﻭﻏﻴﺮ ﺫﻟﻚ ﻣﻤﺎ ﻗﺪ ﻳﻐﻴﺮ اﻟﻤﺎء، ﻣﺜﻞ اﻹﻧﺎء ﺇﺫا ﻛﺎﻥ ﻓﻴﻪ ﺃﺛﺮ ﺳﺪﺭ ﺃﻭ ﺧﻄﻤﻰ، ﻭﻭﺿﻊ ﻓﻴﻪ ﻣﺎء، ﻓﺘﻐﻴﺮ ﺑﻪ، ﻣﻊ ﺑﻘﺎء اﺳﻢ اﻟﻤﺎء؛ ﻓﻬﺬا ﻓﻴﻪ ﻗﻮﻻﻥ ﻣﻌﺮﻭﻓﺎﻥ ﻟﻠﻌﻠﻤﺎء".

ﺛﻢ ﺫﻛﺮﻫﺎ ﻣﻊ ﺑﻴﺎﻥ ﻭﺟﻪ ﻛﻞ ﻗﻮﻝ، ﻭﺭﺟﺢ اﻟﻘﻮﻝ ﺑﺼﺤﺔ اﻟﺘﻄﻬﺮ ﺑﻪ، ﻭﻗﺎﻝ: "ﻫﻮ اﻟﺼﻮاﺏ؛ ﻷﻥ اﻟﻠﻪ ﺳﺒﺤﺎﻧﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﻗﺎﻝ: {ﻭﺇﻥ ﻛﻨﺘﻢ ﻣﺮﺿﻰ ﺃﻭ ﻋﻠﻰ ﺳﻔﺮ ﺃﻭ ﺟﺎء ﺃﺣﺪ ﻣﻨﻜﻢ ﻣﻦ اﻟﻐﺎﺋﻂ ﺃﻭ ﻻﻣﺴﺘﻢ اﻟﻨﺴﺎء ﻓﻠﻢ ﺗﺠﺪﻭا ﻣﺎء ﻓﺘﻴﻤﻤﻮا ﺻﻌﻴﺪا ﻃﻴﺒﺎ ﻓﺎﻣﺴﺤﻮا ﺑﻮﺟﻮﻫﻜﻢ ﻭﺃﻳﺪﻳﻜﻢ ﻣﻨﻪ}
، ﻭﻗﻮﻟﻪ: {ﻓﻠﻢ ﺗﺠﺪﻭا ﻣﺎء}
ﻧﻜﺮﺓ ﻓﻲ ﺳﻴﺎﻕ اﻟﻨﻔﻲ، ﻓﻴﻌﻢ ﻛﻞ ﻣﺎ ﻫﻮ ﻣﺎء، ﻻ ﻓﺮﻕ ﻓﻲ ﺫﻟﻚ ﺑﻴﻦ ﻧﻮﻉ ﻭﻧﻮﻉ" اﻧﺘﻬﻰ...


Kitab Thaharah
«Bab Hukum-Hukum Bersuci dan Air»

Bagaimana jika Air itu tercampur dengan materi lain?

Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah Rahimahullah menjelaskan permasalahan ini:

"Adapun permasalahan air yang jumlahnya sedikit atau banyak yang berubah karena tercampur dengan materi - materi yang suci seperti; abu kayu, sabun, daun bidara, jerami kering, tanah, tepung atau yg sejenisnya, dimana bisa mengubah wujud air , seperti bejana yang ada sisa air daun bidara dan jerami, lalu dimasukan air kedalamnya sehingga mengubah wujud air itu, akan tetapi dengan itu tetap disebut air (bukan kopi, teh atau yg lainya, pent-), maka dalam hal ini ada dua pendapat yang terkenal dari para ulama,

🖇Kemudian beliau syaikhul islam menyebutkan kedua pendapat itu dan menjelaskan sisi pendalilan dari tiap pendapat, kemudian beliau menguatkan pendapat yang menyatakan tetap sah menggunakan air tersebut untuk bersuci" itulah pendapat yang benar, karena Allah ta'ala berfirman :

{ﻭﺇﻥ ﻛﻨﺘﻢ ﻣﺮﺿﻰ ﺃﻭ ﻋﻠﻰ ﺳﻔﺮ ﺃﻭ ﺟﺎء ﺃﺣﺪ ﻣﻨﻜﻢ ﻣﻦ اﻟﻐﺎﺋﻂ ﺃﻭ ﻻﻣﺴﺘﻢ اﻟﻨﺴﺎء ﻓﻠﻢ ﺗﺠﺪﻭا ﻣﺎء ﻓﺘﻴﻤﻤﻮا ﺻﻌﻴﺪا ﻃﻴﺒﺎ ﻓﺎﻣﺴﺤﻮا ﺑﻮﺟﻮﻫﻜﻢ ﻭﺃﻳﺪﻳﻜﻢ ...}

"Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu... (Q.S Al-Maidah;6)

Ungkapan dalam firman Allah: " Lalu kamu tidak memperoleh air " kata air disini dalam bentuk nakirah (kata benda tidak tertentu) sehingga mencakup semua air, tidak ada bedanya antara satu jenis air  dengan yang lainnya" Demikian penjelasan beliau.

Bersambung insya Allah...

__________
Diterjemahkan Akhukum Fillah. Abu Amina Al-jawiy Dipondok Yatim Non Yatim An Nashihah Cepu.

Dipublikasikan; Jum'at, 13 Al-Muharram 1438 H / 14 Oktober 2016 M​.

» http://saalikatmanhajsalaf.blogspot.co.id/
» bit.ly/Saalikat_ManhajSalaf

Majmu'ah Saalikat Manhaj Salaf

This entry was posted in

Al Mulakhash Fiqh (Fiqh Ringkas) 5

┏━━━━━━━━━━━━━━━💧🌷━━┓
          ❝ K.A.J.I.A.N  F.I.Q.H ❞
┗━━🌷💧━━━━━━━━━━━━━━━┛

Kitab: Al Mulakhash Fiqh (Fiqh Ringkas).

Karya: Syaikh Shalih bin Fauzan bin Abdillah Al-Fauzan hafizhahullah.​

▫Pertemuan. 5


ﻛﺘﺎﺏ اﻟﻄﻬﺎﺭﺓ
<ﺑﺎﺏ ﻓﻲ ﺃﺣﻜﺎﻡ اﻟﻄﻬﺎﺭﺓ ﻭاﻟﻤﻴﺎﻩ>

✅ﻭﻏﺮﺿﻨﺎ اﻵﻥ ﺑﻴﺎﻥ ﺻﻔﺔ اﻟﻤﺎء اﻟﺬﻱ ﻳﺤﺼﻞ ﺑﻪ اﻟﺘﻄﻬﺮ ﻭاﻟﻤﺎء اﻟﺬﻱ ﻻ ﻳﺤﺼﻞ ﺑﻪ ﺫﻟﻚ.
ﻗﺎﻝ اﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ: {ﻭﺃﻧﺰﻟﻨﺎ ﻣﻦ اﻟﺴﻤﺎء ﻣﺎء ﻃﻬﻮﺭا}
، ﻭﻗﺎﻝ ﺗﻌﺎﻟﻰ: {ﻭﻳﻨﺰﻝ ﻋﻠﻴﻜﻢ ﻣﻦ اﻟﺴﻤﺎء ﻣﺎء ﻟﻴﻄﻬﺮﻛﻢ ﺑﻪ}

✅ﻭاﻟﻄﻬﻮﺭ ﻫﻮ اﻟﻄﺎﻫﺮ ﻓﻲ ﺫاﺗﻪ اﻟﻤﻄﻬﺮ ﻟﻐﻴﺮﻩ، ﻭﻫﻮ اﻟﺒﺎﻗﻲ ﻋﻠﻰ ﺧﻠﻘﺘﻪ ﺃﻱ ﺻﻔﺘﻪ اﻟﺘﻲ ﺣﻠﻖ ﻋﻠﻴﻬﺎ، ﺳﻮاء ﻛﺎﻥ ﻧﺎﺯﻻ ﻣﻦ اﻟﺴﻤﺎء ﻛﺎﻟﻤﻄﺮ ﻭﺫﻭﺏ اﻟﺜﻠﻮﺝ ﻭاﻟﺒﺮﺩ، ﺃﻭ ﺟﺎﺭﻳﺎ ﻓﻲ اﻷﺭﺽ ﻛﻤﺎء اﻷﻧﻬﺎﺭ ﻭاﻟﻌﻴﻮﻥ ﻭاﻵﺑﺎﺭ ﻭاﻟﺒﺤﺎﺭ، ﺃﻭ ﻛﺎﻡ ﻣﻘﻄﺮا.
ﻓﻬﺬا ﻫﻮ اﻟﺬﻱ ﻳﺼﺢ اﻟﺘﻄﻬﺮ ﺑﻪ ﻣﻦ اﻟﺤﺪﺙ ﻭاﻟﻨﺠﺎﺳﺔ،

✅ﻓﺈﻥ ﺗﻐﻴﺮ ﺑﻨﺠﺎﺳﺔ؛ ﻟﻢ ﻳﺠﺰ اﻟﺘﻄﻬﺮ ﺑﻪ؛ ﻣﻦ ﻏﻴﺮ ﺧﻼﻑ ﻭﺇﻥ ﺗﻐﻴﺮ ﺑﺸﻲء ﻃﺎﻫﺮ ﻟﻢ ﻳﻐﻠﺐ ﻋﻠﻴﻪ؛ ﻓﺎﻟﺼﺤﻴﺢ ﻣﻦ ﻗﻮﻟﻲ اﻟﻌﻠﻤﺎء ﺻﺤﺔ اﻟﺘﻄﻬﺮ ﺑﻪ ﺃﻳﻀﺎ...



Kitab Thaharah
«Bab Hukum-Hukum Bersuci dan Air»

Sifat Air yang Sah dan dapat digunakan bersuci dan yang tidak  dapat digunakan bersuci.

Yang akan kita pelajari adalah memberikan penjelasan tentang sifat Air yang dapat digunakan bersuci dan yg tidak bisa digunakan bersuci, Allah ta'ala berfirman:

{ﻭﺃﻧﺰﻟﻨﺎ ﻣﻦ اﻟﺴﻤﺎء ﻣﺎء ﻃﻬﻮﺭا}

"Dan Kami turunkan dari langit air yang sangat bersih (Suci dan  mensucikan)" (Q.S Al-Furqon: 48)

Dan Firman-Nya :

{ﻭﻳﻨﺰﻝ ﻋﻠﻴﻜﻢ ﻣﻦ اﻟﺴﻤﺎء ﻣﺎء ﻟﻴﻄﻬﺮﻛﻢ ﺑﻪ...}

"Dan Allah menurunkan kepadamu hujan dari langit untuk mensucikan kamu dengan hujan itu..." (Q.S Al Anfaal: 11)

Kemudian makna Thahuur ( Air Suci) adalah Air yang suci fisiknya dan dapat mensucikan,

Air Thahuur adalah air yang masih utuh dalam bentuk ciptaannya (Yaitu sifat asli alami masih ada), Baik yang turun dari langit seperti hujan, cairan salju atau embun, atau yang berada dibumi, seperti; sungai, mata air, air sumur, air laut. Atau tetesan titik titik air. Maka inilah jenis - jenis air yang sah digunakan untuk bersuci dari hadats serta najis.

Jika air-air telah berubah dari sifat aslinya, karena tercampur najis maka tidak boleh digunakan bersuci. Tidak ada perbedaan pendapat para ulama dalam hal ini, Akan tetapi jika air air itu berubah sifatnya karena bercampur dengan sesuatu yang suci, dan sesuatu yang mencampuri itu belum dominan pada air-air tersebut. Maka pendapat yang benar dari dua pendapat para ulama adalah Air tersebut sah digunakan untuk bersuci.

Bersambung insya Allah..

______
Diterjemahkan Akhukum Fillah. Abu Amina Al-jawiy Dipondok Yatim Non Yatim An Nashihah Cepu.

Dipublikasikan; Kamis, 05 Al Muharram 1438 H / 06 Oktober 2016 M​.

» http://saalikatmanhajsalaf.blogspot.co.id/
» bit.ly/Saalikat_ManhajSalaf

Majmu'ah Saalikat Manhaj Salaf

This entry was posted in

Al Mulakhash Fiqh (Fiqh Ringkas) 2

┏━━━━━━━━━━━━━━━💧🌷━━┓
          ❝ K.A.J.I.A.N  F.I.Q.H ❞
┗━━🌷💧━━━━━━━━━━━━━━━┛

Kitab: Al Mulakhash Fiqh (Fiqh Ringkas).

Karya: Syaikh Shalih bin Fauzan bin Abdillah Al-Fauzan hafizhahullah.​

▫Pertemuan. 2

ﻛﺘﺎﺏ اﻟﻄﻬﺎﺭﺓ
<ﺑﺎﺏ ﻓﻲ ﺃﺣﻜﺎﻡ اﻟﻄﻬﺎﺭﺓ ﻭاﻟﻤﻴﺎﻩ>

✍&#0;ﺇﻥ اﻟﺼﻼﺓ ﻫﻲ اﻟﺮﻛﻦ اﻟﺜﺎﻧﻲ ﻣﻦ ﺃﺭﻛﺎﻥ اﻹﺳﻼﻡ ﺑﻌﺪ اﻟﺸﻬﺎﺩﺗﻴﻦ، ﻭﻫﻲ اﻟﻔﺎﺭﻗﺔ ﺑﻴﻦ اﻟﻤﺴﻠﻢ ﻭاﻟﻜﺎﻓﺮ، ﻭﻫﻲ ﻋﻤﻮﺩ اﻹﺳﻼﻡ، ﻭﺃﻭﻝ ﻣﺎ ﻳﺤﺎﺳﺐ ﻋﻨﻪ اﻟﻌﺒﺪ، ﻓﺈﻥ ﺻﺤﺖ ﻭﻗﺒﻠﺖ؛ ﻗﺒﻞ ﺳﺎﺋﺮ ﻋﻤﻠﻪ، ﻭﺇﻥ ﺭﺩﺕ؛ ﺭﺩ ﺳﺎﺋﺮ ﻋﻠﻤﻪ.

✍&#0;ﻭﻗﺪ ﺫﻛﺮﺕ اﻟﺼﻼﺓ ﻓﻲ ﻣﻮاﻃﻦ ﻛﺜﻴﺮﺓ ﻣﻦ اﻟﻘﺮﺁﻥ اﻟﻜﺮﻳﻢ ﻋﻠﻰ ﺻﻔﺎﺕ ﻣﺘﻨﻮﻋﺔ؛ ﻓﺘﺎﺭﺓ ﻳﺄﻣﺮ اﻟﻠﻪ ﺑﺈﻗﺎﻣﺘﻬﺎ، ﻭﺗﺎﺭﺓ ﻳﺒﻴﻦ ﻣﺰﻳﺘﻬﺎ، ﻭﺗﺎﺭﺓ ﻳﺒﻴﻦ ﺛﻮاﺑﻬﺎ، ﻭﺗﺎﺭﺓ ﻳﻘﺮﻧﻬﺎ ﻣﻊ اﻟﺼﺒﺮ ﻭﻳﺄﻣﺮ ﺑﺎﻻﺳﺘﻌﺎﻧﺔ ﺑﻬﻤﺎ ﻋﻠﻰ اﻟﺸﺪاﺋﺪ.

✍&#0;ﻭﻣﻦ ﺛﻢ ﻛﺎﻧﺖ ﻗﺮﺓ ﻋﻴﻦ اﻟﺮﺳﻮﻝ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻣﻦ ﻫﺬﻩ اﻟﺪﻧﻴﺎ؛ ﻓﻬﻲ ﺣﻠﻴﺔ اﻟﻨﺒﻴﻴﻦ، ﻭﺷﻌﺎﺭ اﻟﺼﺎﻟﺤﻴﻦ، ﻭﻫﻲ ﺻﻠﺔ ﺑﻴﻦ اﻟﻌﺒﺪ ﻭﺑﻴﻦ ﺭﺏ اﻟﻌﺎﻟﻤﻴﻦ، ﻭﻫﻲ ﺗﻨﻬﻰ ﻋﻦ اﻟﻔﺤﺸﺎء ﻭاﻟﻤﻨﻜﺮ.

✍&#0;ﻭﻟﻤﺎ ﻛﺎﻧﺖ ﻫﺬﻩ اﻟﺼﻼﺓ ﻻ ﺗﺼﺢ ﺇﻻ ﺑﻄﻬﺎﺭﺓ اﻟﻤﺼﻠﻲ ﻣﻦ اﻟﺤﺪﺙ ﻭاﻟﻨﺠﺲ ﺣﺴﺐ اﻟﻘﺪﺭﺓ ﻋﻠﻰ ﺫﻟﻚ، ﻭﻛﺎﻧﺖ ﻣﺎﺩﺓ اﻟﺘﻄﻬﺮ ﻫﻲ اﻟﻤﺎء ﺃﻭ ﻣﺎ ﻳﻘﻮﻡ ﻣﻘﺎﻣﻪ ﻣﻦ اﻟﺘﻴﻤﻢ ﻋﻨﺪ ﻋﺪﻡ اﻟﻤﺎء؛ ﺻﺎﺭ اﻟﻔﻘﻬﺎء ﺭﺣﻤﻪ اﻟﻠﻪ ﻳﺒﺪﺅﻭﻥ ﺑﻜﺘﺎﺏ اﻟﻄﻬﺎﺭﺓ...

Kitab Thaharah
{Hukum-Hukum Bersuci dan Air}

Sesungguhnya shalat adalah rukun yang kedua dari rukun- rukun Islam, yakni sesudah persaksian dua kalimat sahadat, shalat merupakan pembeda antara muslim dan kafir (ketika dia mengikari kewajiban shalat pent), Shalat adalah tiangnya Islam dan pertama kali yang akan dihisab dihari kiamat dari seorang hamba, jika shalatnya sah dan diterima Allah ta'ala maka amalan seluruhnya akan diterima, Dan jika shalatnya tertolak maka tertolaklah seluruh amalnya.

Didalam Al-Quran shalat disebutkan dalam banyak ayat dengan berbagai konteks bahasan, Maka terkadang Allah memerintahkan supaya shalat ditegakan, dan terkadang Allah mejelaskan keistimewaan shalat, dan terkadang menyandingkan shalat dengan kesabaran, Dan Allah ta'ala memerintahkan dengan sabar dan shalat untuk menghadapi berbagai kesulitan.

Dan oleh karena itu shalat menjadi penyejuk pandangan Rasul shalallahu 'alaihi wassalam dari perhiasan dunia ini, Shalat adalah hiasan para nabi dan simbol orang-orang shalih, dan shalat adalah penghubung antara hamba dengan Rabb semesta alam, dan shalat pencegah perbuatan keji dan munkar.

Manakala telah disebutkan tidak akan sah shalat seseorang kecuali dengan bersuci dari hadats serta najis sebatas kemampuannya, sementara sarana yang digunakan untuk bersuci adalah air atau yg bisa menggantikanya seperti tayammum, pada saat tidak ada air.

Maka para ulama fiqih rahimahullah mereka memulai pembahasan fiqih dari Kitab Thaharah (Kitab Bersuci).

Bersambung insya Allah..

______
Diterjemahkan Akhukum Fillah. Abu Amina Al-jawiy Dipondok Yatim Non Yatim An Nashihah Cepu.

Dipublikasikan; Kamis, 29 Dzulqa'dah 1437 H / 01 September 2016 M​.

» http://saalikatmanhajsalaf.blogspot.co.id/
» bit.ly/Saalikat_ManhajSalaf

Majmu'ah Saalikat Manhaj Salaf

This entry was posted in

Minggu, 06 November 2016

Al Mulakhash Fiqh (Fiqh Ringkas) 3

┏━━━━━━━━━━━━━━━💧🌷━━┓
          ❝ K.A.J.I.A.N  F.I.Q.H ❞
┗━━🌷💧━━━━━━━━━━━━━━━┛

Kitab: Al Mulakhash Fiqh (Fiqh Ringkas).

Karya: Syaikh Shalih bin Fauzan bin Abdillah Al-Fauzan hafizhahullah.


ﻛﺘﺎﺏ اﻟﻄﻬﺎﺭﺓ
<ﺑﺎﺏ ﻓﻲ ﺃﺣﻜﺎﻡ اﻟﻄﻬﺎﺭﺓ ﻭاﻟﻤﻴﺎﻩ>

ﻭﻣﻦ ﺛﻢ ﻛﺎﻧﺖ ﻗﺮﺓ ﻋﻴﻦ اﻟﺮﺳﻮﻝ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻣﻦ ﻫﺬﻩ اﻟﺪﻧﻴﺎ؛ ﻓﻬﻲ ﺣﻠﻴﺔ اﻟﻨﺒﻴﻴﻦ، ﻭﺷﻌﺎﺭ اﻟﺼﺎﻟﺤﻴﻦ، ﻭﻫﻲ ﺻﻠﺔ ﺑﻴﻦ اﻟﻌﺒﺪ ﻭﺑﻴﻦ ﺭﺏ اﻟﻌﺎﻟﻤﻴﻦ، ﻭﻫﻲ ﺗﻨﻬﻰ ﻋﻦ اﻟﻔﺤﺸﺎء ﻭاﻟﻤﻨﻜﺮ.

ﻭﻟﻤﺎ ﻛﺎﻧﺖ ﻫﺬﻩ اﻟﺼﻼﺓ ﻻ ﺗﺼﺢ ﺇﻻ ﺑﻄﻬﺎﺭﺓ اﻟﻤﺼﻠﻲ ﻣﻦ اﻟﺤﺪﺙ ﻭاﻟﻨﺠﺲ ﺣﺴﺐ اﻟﻘﺪﺭﺓ ﻋﻠﻰ ﺫﻟﻚ، ﻭﻛﺎﻧﺖ ﻣﺎﺩﺓ اﻟﺘﻄﻬﺮ ﻫﻲ اﻟﻤﺎء ﺃﻭ ﻣﺎ ﻳﻘﻮﻡ ﻣﻘﺎﻣﻪ ﻣﻦ اﻟﺘﻴﻤﻢ ﻋﻨﺪ ﻋﺪﻡ اﻟﻤﺎء؛ ﺻﺎﺭ اﻟﻔﻘﻬﺎء ﺭﺣﻤﻪ اﻟﻠﻪ ﻳﺒﺪﺅﻭﻥ ﺑﻜﺘﺎﺏ اﻟﻄﻬﺎﺭﺓ...

ﻷﻧﻬﺎ ﻟﻤﺎ ﻗﺪﻣﺖ اﻟﺼﻼﺓ ﺑﻌﺪ اﻟﺸﻬﺎﺩﺗﻴﻦ ﻋﻠﻰ ﻏﻴﺮﻫﺎ ﻣﻦ ﺑﻘﻴﺔ ﺃﺭﻛﺎﻥ اﻹﺳﻼﻡ؛ ﻧﺎﺳﺐ ﺗﻘﺪﻳﻢ ﻣﻘﺪﻣﺎﺗﻬﺎ، ﻭﻣﻨﻬﺎ اﻟﻄﻬﺎﺭﺓ، ﻓﻬﻲ ﻣﻔﺘﺎﺡ اﻟﺼﻼﺓ؛ ﻛﻤﺎ ﻓﻲ اﻟﺤﺪﻳﺚ: "ﻣﻔﺘﺎﺡ اﻟﺼﻼﺓ اﻟﻄﻬﻮﺭ"،

ﻭﺫﻟﻚ ﻷﻥ اﻟﺤﺪﺙ ﻳﻤﻨﻊ اﻟﺼﻼﺓ؛ ﻓﻬﻮ ﻛﺎﻟﻘﻔﻞ ﻳﻮﺿﻊ ﻋﻠﻰ اﻟﻤﺤﺪﺙ، ﻓﺈﺫا ﺗﻮﺿﺄ؛ اﻧﺤﻞ اﻟﻘﻔﻞ.
ﻓﺎﻟﻄﻬﺎﺭﺓ ﺃﻭﻛﺪ ﺷﺮﻭﻁ اﻟﺼﻼﺓ، ﻭاﻟﺸﺮﻁ ﻻ ﺑﺪ ﺃﻥ ﻳﻘﺪﻡ ﻋﻠﻰ اﻟﻤﺸﺮﻭﻁ.

Pertemuan ke 3

Kitab Thaharah
«Bab Hukum-Hukum Bersuci dan Air»

Dan oleh karena itu shalat menjadi penyejuk pandangan Rasul shalallahu 'alaihi wassalam dari perhiasan dunia ini, Shalat adalah hiasan para nabi dan simbol orang-orang shalih, dan shalat adalah penghubung antara hamba dengan Rabb semesta alam, dan shalat pencegah perbuatan keji dan munkar.

Manakala telah disebutkan tidak akan sah shalat seseorang kecuali dengan bersuci dari hadats serta najis sebatas kemampuannya, sementara sarana yabg digunakan untuk bersuci adalah Air atau yang bisa menggantikanya seperti tayammum, pada saat tidak ada air. Maka para ulama fiqih rahimahullah mereka memulai pembahasan fiqih dari Kitab Thaharah (Kitab Bersuci)

Dikarenakan setelah dua kalimat syahadat, shalat lebih diutamakan dari rukun- rukun islam yang lainya, maka sepantasnya yang menjadi pendahuluan shalat adalah bersuci, yakni yang dijadikan pendahuluan pembahasanya, karena bersuci adalah kuncinya shalat, sebagaimana didalam hadits disebutkan :

"ﻣﻔﺘﺎﺡ اﻟﺼﻼﺓ اﻟﻄﻬﻮﺭ"

"Kunci Sholat adalah bersuci" (Dishahihkan oleh Syaikh Albaniy dalam Irwa' Alghalil)

Dan yang demikian itu dikarenakan hadats itu menghalangi shalat , hadats ibarat gembok yang dipakaikan pada tubuh orang yang berhadats, maka jika ia berwudhu gembok akan terlepas.

Bersuci adalah syarat sahnya shalat yang utama, dan syarat sebuah ibadah harus dipenuhi dari yang dipersyaratkan ibadah tersebut.

Bersambung insya Allah..

______

Diterjemahkan Akhukum Fillah. Abu Amina Al-jawiy Dipondok Yatim Non Yatim An Nashihah Cepu.

Dipublikasikan; Kamis, 20 Dzulhijjah 1437 H / 22 september 2016 M​.

» http://saalikatmanhajsalaf.blogspot.co.id/
» bit.ly/Saalikat_ManhajSalaf

Majmu'ah Saalikat_ManhajSalaf

This entry was posted in

Al Mulakhash Fiqh (Fiqh Ringkas) 4

┏━━━━━━━━━━━━━━━💧🌷━━┓
          ❝ K.A.J.I.A.N  F.I.Q.H ❞
┗━━🌷💧━━━━━━━━━━━━━━━┛

Kitab: Al Mulakhash Fiqh (Fiqh Ringkas).

Karya: Syaikh Shalih bin Fauzan bin Abdillah Al-Fauzan hafizhahullah.​

ﻛﺘﺎﺏ اﻟﻄﻬﺎﺭﺓ
<ﺑﺎﺏ ﻓﻲ ﺃﺣﻜﺎﻡ اﻟﻄﻬﺎﺭﺓ ﻭاﻟﻤﻴﺎﻩ>

ﻭﻣﻌﻨﻰ اﻟﻄﻬﺎﺭﺓ ﻟﻐﺔ: اﻟﻨﻈﺎﻓﺔ ﻭاﻟﻨﺰاﻫﺔ ﻋﻦ اﻷﻗﺬاﺭ اﻟﺤﺴﻴﺔ ﻭاﻟﻤﻌﻨﻮﻳﺔ.

ﻭﻣﻌﻨﺎﻫﺎ ﺷﺮﻋﺎ: اﺭﺗﻔﺎﻉ اﻟﺤﺪﺙ ﻭﺯﻭاﻝ اﻟﻨﺠﺲ.

ﻭاﺭﺗﻔﺎﻉ اﻟﺤﺪﺙ ﻳﺤﻞ ﺑﺎﺳﺘﻌﻤﺎﻝ اﻟﻤﺎء ﻣﻊ اﻟﻨﻴﺔ ﻓﻲ ﺟﻤﻴﻊ اﻟﺒﺪﻥ ﺇﻥ ﻛﺎﻥ ﺣﺪﺛﺎ ﺃﻛﺒﺮ، ﺃﻭ ﻓﻲ اﻷﻋﻀﺎء اﻷﺭﺑﻌﺔ ﺇﻥ ﻛﺎﻥ ﺣﺪﺛﺎ ﺃﺻﻐﺮ، ﺃﻭ اﺳﺘﻌﻤﺎﻝ ﻣﺎ ﻳﻨﻮﺏ ﻋﻦ اﻟﻤﺎء ﻋﻨﺪ ﻋﺪﻣﻪ ﺃﻭ اﻟﻌﺠﺰ ﻋﻦ اﺳﺘﻌﻤﺎﻟﻪ ﻭﻫﻮ اﻟﺘﺮاﺏ ﻋﻠﻰ ﺻﻔﺔ ﻣﺨﺼﻮﺻﺔ، ﻭﺳﻴﺄﺗﻲ ﺇﻥ ﺷﺎء اﻟﻠﻪ ﺑﻴﺎﻥ ﻟﺼﻔﺔ اﻟﺘﻄﻬﺮ ﻣﻦ اﻟﺤﺪﺛﻴﻦ...

Pertemuan ke 4

Kitab Thaharah
«Bab Hukum-Hukum Bersuci dan Air»

Makna Thaharah;

Makna Thaharah secara bahasa adalah Suci dan bersih dari kotoran yang bersifat kongrit fisiknya maupun yg bersifat maknawiyah.

Adapun maknanya menurut istilah syariat agama Islam adalah Proses terangkat hadats dan terhilangkannya najis.

Terangkatnya hadats dapat dilakukan dengan menggunakan air yang diiringi dengan niat, air disiram keseluruh angota tubuh jika itu termasuk hadats besar, atau pada anggota wudhu yang empat jika itu hadats kecil, bisa juga menggunakan media pengganti selain air  jika pada waktu tidak ada air atau ketika seseorang tidak mampu menggunakan air (adanya udzur -pent) yaitu dengan menggunakan media pengganti dari debu dengan tata cara khusus . Dan akan datang insya  Allah penjelasan tentang tata cara bersuci dari kedua jenis hadats ini.

Bersambung insya Allah..

______
Diterjemahkan Akhukum Fillah. Abu Amina Al-jawiy Dipondok Yatim Non Yatim An Nashihah Cepu.

Dipublikasikan; Kamis, 27 Dzulhijjah 1437 H / 29 September 2016 M​.

» http://saalikatmanhajsalaf.blogspot.co.id/
» bit.ly/Saalikat_ManhajSalaf

Majmu'ah Saalikat_ManhajSalaf

This entry was posted in

Al Mulakhash Fiqh (Fiqh Ringkas) Muqaddimah

┏━━━━━━━━━━━━━━━💧🌷━━┓
          ❝ K.A.J.I.A.N  F.I.Q.H ❞
┗━━🌷💧━━━━━━━━━━━━━━━┛

Kitab: Al Mulakhash Fiqh (Fiqh Ringkas).

Karya: Syaikh Shalih bin Fauzan bin Abdillah Al-Fauzan hafizhahullah.​

اﻟﻤﻘﺪمة
اﻟﺤﻤﺪ ﻟﻠﻪ ﺭﺏ اﻟﻌﺎﻟﻤﻴﻦ، ﻭاﻟﺼﻼﺓ ﻭاﻟﺴﻼﻡ ﻋﻠﻰ ﻧﺒﻴﻨﺎ ﻣﺤﻤﺪ ﺧﺎﺗﻢ اﻟﻨﺒﻴﻴﻦ، ﻭﻋﻠﻰ ﺁﻟﻪ ﻭﺃﺻﺤﺎﺑﻪ ﻭﻣﻦ ﺗﺒﻌﻬﻢ ﺑﺈﺣﺴﺎﻥ ﺇﻟﻰ ﻳﻮﻡ اﻟﺪﻳﻦ. ﻭﺑﻌﺪ:
ﻓﻬﺬا ﻣﻠﺨﺺ ﻓﻲ اﻟﻔﻘﻪ، ﻣﻘﺮﻭﻥ ﺑﺄﺩﻟﺘﻪ ﻣﻦ اﻟﻜﺘﺎﺏ ﻭاﻟﺴﻨﺔ، ﻛﻨﺖ ﺃﻟﻘﻴﺘﻪ ﻓﻲ اﻹﺫاﻋﺔ ﻋﻠﻰ ﺣﻠﻘﺎﺕ، ﻭﻗﺪ ﺗﻜﺮﺭ اﻟﻄﻠﺐ ﻣﻤﻦ ﺳﻤﻌﻮﻩ ﻭﺃﻟﺤﻮا ﻋﻠﻲ ﺑﻄﺒﺎﻋﺘﻪ، ﻟﻴﺒﻘﻰ اﻻﻧﺘﻔﺎﻉ ﺑﻪ ﺇﻥ ﺷﺎء اﻟﻠﻪ، ﻭﻣﺎ ﻛﻨﺖ ﺃﻧﻮﻱ ﺫﻟﻚ ﺣﺎﻝ ﺇﻋﺪاﺩﻩ، ﻭﻟﻜﻦ ﻧﺰﻭﻻ ﻋﻨﺪ ﺭﻏﺒﺔ اﻟﻜﺜﻴﺮ، ﺃﻋﺪﺕ اﻟﻨﻈﺮ ﻓﻴﻪ، ﻭﺭﺗﺒﺘﻪ، ﻭﻗﺪﻣﺘﻪ ﻟﻠﻄﺒﺎﻋﺔ.
ﻭﻫﺎ ﻫﻮ ﺑﻴﻦ ﻳﺪﻳﻚ ﺃﻳﻬﺎ اﻟﻘﺎﺭﺉ اﻟﻜﺮﻳﻢ، ﻓﻤﺎ ﻭﺟﺪﺕ ﻓﻴﻪ ﻣﻦ ﺻﻮاﺏ ﻭﻓﺎﺋﺪﺓ، ﻓﺎﻟﻔﻀﻞ ﻓﻴﻪ ﺭاﺟﻊ ﺇﻟﻰ اﻟﻠﻪ ﻭﺣﺪﻩ، ﻭﻣﺎ ﻭﺟﺪﺕ ﻓﻴﻪ ﻣﻦ ﺧﻄﺄ، ﻓﻬﻮ ﻣﻨﻲ، ﻭﺃﺳﺘﻐﻔﺮ اﻟﻠﻪ.
ﻭﻗﺪ ﻟﺨﺼﺘﻪ ﻣﻦ ﻛﺘﺎﺏ "ﺷﺮﺡ اﻟﺰاﺩ/ اﻟﺮﻭﺽ اﻟﻤﺮﺑﻊ"، ﻭﻣﻦﺣﺎﺷﻴﺘﻪ، ﻟﻠﻌﻼﻣﺔ اﻟﺸﻴﺦ ﻋﺒﺪ اﻟﺮﺣﻤﻦ ﺑﻦ ﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ ﻗﺎﺳﻢ، ﻣﻊ ﺑﻌﺾ اﻟﺘﻨﺒﻴﻬﺎﺕ ﻣﻨﻲ ﺇﺫا ﻣﺮﺕ ﻣﻨﺎﺳﺒﺔ.
ﻫﺬا، ﻭﺃﺳﺄﻝ اﻟﻠﻪ ﺳﺒﺤﺎﻧﻪ ﻭﺗﻌﺎﻟﻰ ﺃﻥ ﻳﻮﻓﻘﻨﺎ ﺟﻤﻴﻌﺎ ﻟﻠﻌﻢ اﻟﻨﺎﻓﻊ ﻭاﻟﻌﻤﻞ اﻟﺼﺎﻟﺢ.
ﻭﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻰ ﻧﺒﻴﻨﺎ ﻣﺤﻤﺪ ﻭﺁﻟﻪ ﻭﺻﺤﺒﻪ.

Pertemuan. 1

Muqqodimah Syaikh Shalih Fauzan Bin Abdillah Fauzan Hafizhahullah Dalam Kitabnya Mulakhos Fiqhiy.

Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam, shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad Shalallahu 'alaihi wassalam penutup para nabi, juga kepada keluarganya dan sahabatnya serta pada siapapun yang mengikutinya dengan baik sampai hari kiamat.

Selanjutnya, Kitab berikut ini adalah ringkasan didalam ilmu fiqh disertai dalil- dalilnya berdasarkan kitabullah dan sunnahnya Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam, yang pernah saya sampaikan lewat siaran radio dalam beberapa seri, permintaan kepada saya terus berdatangan dari beberapa pendengar mereka mendesak kepada saya untuk mencetaknya, agar manfaatnya bisa terus dinikmati, Insya Allah.

Sebelumnya saya tidak berniat demikian pada saat menyiapkan pelajaran-pelajaran ini,  Akan tetapi ini sebagai tanggapan untuk memenuhi keinginan khalayak ramai, sehingga saya perlu meneliti kembali, menyusunnya serta menyerahkannya kepada penerbit untuk dicetak segera.

Dan ini hasilnya ada diantara tangan pembaca yang mulia, segala manfaat yang pembaca peroleh dalam kitab ini, semata- mata kembali kepada Allah saja, jika ada kealfaan yang pembaca dapati dalam kitab ini tentunya dari saya dan untuk itu saya meminta ampun kepada Allah.

Saya meringkas buku ini dari kitab Ar Raudhul Murbi' Syarah Zadil Mustaqni' dan Dari Hasyiyahnya ( seperti catatan kaki untuk mengomentari, mengkritik atau menjelaskan ditulis oleh para ulama, pent) yang dikarang oleh Al-Allamah Syeikh Abdurahman bin Muhammad bin Qosim Rahimahullah dengan beberapa catatan dari saya pribadi, jika diperlukan secara kontek bahasanya.

Demikianlah , Saya memohon Kepada Allah ta'ala agar memberikan taufiq untuk kita semua agar memperoleh ilmu bermanfaat serta amal yg shalih.

Semoga shalawat dan salam senantiasa terlimpahkan kepada Nabi kita Muhammad Shalallahu 'alaihi wassalam dan kepada keluarganya dan para sahabatnya.

Bersambung insya Allah..

Diterjemahkan Akhukum Fillah. Abu Amina Al-jawiy Dipondok Yatim Non Yatim Annashihah Cepu Jawa Tengah.

Dipublikasikan; Kamis, 22 Dzulqa'dah 1437 H /25 Agustus 2016 M​.

» http://saalikatmanhajsalaf.blogspot.co.id/
» bit.ly/Saalikat_ManhajSalaf

Majmu'ah Saalikat Manhaj Salaf

This entry was posted in

Sang ibu tidak bisa menunaikan hajat kecuali bila anak membentangkan punggungnya (agar ibu bisa naik diatasnya -pent), menyiapkan air wudhunya, dan tidak melihatnya (ketika sedang buang hajat tersebut)

┏━ ❁✿❁ ━━━━━━━━━━━┓
    M.U.T.I.A.R.A  I.L.M U  
┗━━━━━━━ ❁✿❁ ━━━━━┛

Sang ibu tidak bisa menunaikan hajat kecuali bila anak membentangkan punggungnya (agar ibu bisa naik diatasnya -pent), menyiapkan air wudhunya, dan tidak melihatnya (ketika sedang buang hajat tersebut)

✍🏻Dari Zur'ah bin ibrahim, ada seorang lelaki menemui sahabat Umar sembari berkata :

" Aku memiliki ibu yang sudah tua, beliau tidak bisa menunaikan hajat kecuali bila aku menjadi tunggangannya (naik diatas punggung), kemudian aku membersihkannya, dan aku tidak melihatnya (ketika buang hajat). Apakah perbuatanku sudah menunaikan haq ibuku?."

Beliau (Umar) menjawab : " tidak ! "

lelaki itupun berkata : " bukankah aku telah menggendongnya dan aku menahan tubuhku untuknya?! ",

Sahabat Umar pun menimpali : " ibumu dulu melakukan hal yang sama untuk menjagamu agar engkau tumbuh dewasa, namun engkau melakukannya hanya ingin cepat berpisah dengannya."

Sumber ( Birrul waalidain, karya ibnul jauzy 1/1)
Sumber: https://tlgrm.me/knoozatharia

✍ Diterjemahkan oleh: Al Ustadz. Abu 'Amr As-Sidawy حفظه الله.

Dipublikasikan; Selasa, 17 Al-Muharram 1438 H / 18 Oktober 2016 M​.

» http://saalikatmanhajsalaf.blogspot.co.id/
» bit.ly/Saalikat_ManhajSalaf

Majmu'ah Saalikat_ManhajSalaf

__________

Teks Arab;

لا تقضي حاجتها إلا وظهره مطية لها ويوضئها ويصرف وجهه عنها                                                                                                        
عن زرعة بن إبراهيم أن رجلاً جاء إلى عمر فقال إن لي أماً بلغ بها الكبر وإنها لا تقضي حاجتها إلا وظهري مطية لها وأوضئها وأصرف وجهي عنها فهل أديت حقها قال لا. قال أليس قد حملتها على ظهري وحبست نفسي عليها. فقال عمر إنها كانت تصنع ذلك بك وهي تتمنى بقاءك وأنت تتمنى فراقها.

{ بر الوالدين لابن الجوزي(1/1)}