Minggu, 21 Agustus 2016

Ta'limul Abna`i (14)

Kajian Bunayya
[ Pertemuan ke 14 ]
Dari kitab :Ta'limul Abna`i Akidatus Salafis Shalih.
Mengajarkan kepada Anak Akidah As-Salaf As-Shalih.
Karya: Syaikh Abu Abdil A'la Khalid bin Muhammad bin 'Utsman Al Mishri hafizhahullah.​
....................................
Allah Berada Di Atas Al 'Arsy Al 'Azhim.
Ananda, tahukah kamu dimana Allah Ta'ala?
Rabb kita Dzat Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung berada di atas langit yang ketujuh, di atas Al 'Arsy Al 'Azhim.
Allah ta'ala berfirman:
"Ar Rahman beristiwa' di atas Al 'Arsy." (Q.SAsy Syura: 5)
Istiwa' Allah di atas Al 'Arsy maksudnya bahwa Allah tinggi di atas 'Arsy-Nya; di atas semua makhluk; di atas ketujuh langit yang ada.
Meskipun demikian Allah menyertai mereka, melihat mereka, kemanapun mereka pergi. Mengetahui keadaan mereka dan mendengar ucapan mereka dimanapun mereka berada.
Karena itulah, ketika kita mengangkat kedua tangan saat berdoa, kita mengangkatnya ke atas dan ketika kita sujud, kita membaca:
سبحان ربي الأعلى
"Maha suci Rabb-ku yang Maha Tinggi."
Apabila kamu ditanya oleh seseorang, "Dimanakah Allah? Dimanakah Rabb kita?"
Semoga jawabanmu:  "Allah di atas Al 'Arsy".
(Itulah jawaban yang benar).
Jangan kamu menjawab: "Allah berada di mana-mana".  (Itu jawaban yang salah)
Sebab Nabi kita Shallallahu 'alaihi wa Sallam telah menanyakan hal itu kepada budak wanita kecil, "Dimanakah Allah?" Dia menjawab: "Di langit."
Berikut ini kisahnya..
Nantikan lanjutannya dipekan depan ya bunayya.
Bersambung insya Allah...
Diterjemahkan oleh: Al Ustadz. Abu Hudzaifah Ahmad bin Kadiyat حفظه الله ورعاه.
Dipublikasikan: Sabtu, 11 Jumadil Awwal 1437H || 20 Februari 2016M.
http://saalikatmanhajsalaf.blogspot.co.id/
bit.ly/Saalikat_ManhajSalaf
Majmu'ah Saalikat Manhaj Salaf

Ta'limul Abna`i (13)

Kajian Bunayya
[ Pertemuan ke 13 ]

Dari kitab :Ta'limul Abna`i Akidatus Salafis Shalih.

Mengajarkan kepada Anak Akidah As-Salaf As-Shalih.

Karya: Syaikh Abu Abdil A'la Khalid bin Muhammad bin 'Utsman Al Mishri hafizhahullah.​

....................................

Bunayya, pekan ini kita masih melanjutkan tentang Ihsan, disimak yaa...

Allah mencintai orang-orang yang sabar.
Allah menyertai mereka, menguatkan dan membantu mereka.

Sabar termasuk sifat yang sangat mulia yang diberikan oleh Allah kepada hamba-Nya sebagaimana disabdakan Nabi kita Shallallahu 'alaihi wa sallam:

"Tidaklah seseorang diberi sesuatu yang lebih luas daripada kesabaran."

Jika ada sesuatu yang tidak kamu sukai menimpa, wajib bagimu bersabar dan mengatakan:

" Qaddarallahu Wa masya-a fa'ala"  (Sudah menjadi takdir Allah dan apa yang Dia kehendaki pasti Dia lakukan).

Juga kamu katakan: " innalillahi wa inna ilaihi raaji'uun"  (Sesungguhnya kita milik Allah dan sesungguhnya hanya kepada-Nya kita kembali)

Janganlah kamu mengatakan ucapan yang bisa menimbulkan kemurkaan Allah.

Contohnya; apabila kamu terluka atau merasakan sakit, hendaknya kamu bersabar dan mengucapkan doa seperti yang telah diajarkan kepada kita oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam.

Dan, kamu mengetahui bahwa apa yang menimpamu adalah dengan takdir Allah untuk menguji kesabaranmu. Jika kamu termasuk orang-orang yang sabar, maka Allah akan mencintaimu.

Ya Allah berikanlah kepada kami kecintaan terhadap-Mu, kecintaan terhadap orang yang mencintai-Mu dan kecintaan terhadap setiap amalan yang bisa mendekatkan diri kami kepada kecintaan-Mu.

Bersambung Insya Allah...

Diterjemahkan oleh: Al Ustadz. Abu Hudzaifah Ahmad bin Kadiyat عفا الله عنه.

Dipublikasikan: Ahad, Rabi'ul Akhir  1437H || Februari 2016M.

http://saalikatmanhajsalaf.blogspot.co.id/
bit.ly/Saalikat_ManhajSalaf

Majmu'ah Saalikat Manhaj Salaf

Ta'limul Abna`i (12)

Kajian Bunayya
[ Pertemuan ke 12 ]

Dari kitab : Ta'limul Abna`i Akidatus Salafis Shalih.

Mengajarkan kepada Anak Akidah As-Salaf As-Shalih.

Karya: Syaikh Abu Abdil A'la Khalid bin Muhammad bin 'Utsman Al Mishri hafizhahullah.​
....................................

Yaa bunayya, pekan ini kita masih membahas tentang IHSAN,

Pada pertemuan terakhir Asy Syaikh menasihatkan "Wajib bagi kita beribadah kepada Allah sesuai dengan petunjuk nabi kita Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam."

________
Apabila kamu telah melakukan yang seperti itu, wahai anakku, maka kamu telah bertakwa kepada Allah dan berbuat ihsan dalam amalanmu.

Dengan cara seperti itu maka Allah akan mencintaimu. Dan jika Allah telah memcintaimu, maka kamu telah beruntung menggapai sesuatu yang terbesar yang bisa kamu gapai di dunia ini.

Sifat mahabbah (Kecintaan yang dimiliki oleh Allah) wahai orang yang kucintai, adalah sifat agung di antara sifat-sifat Allah 'Azza wa Jalla).

Allah Ta'ala telah menjadikan tanda kejujuran kecintaan seseorang kepadanya ada dalam mengikuti perintah-perintah Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam.

Allah Ta'ala berfirman dalam surat Ali Imran:

"Katakan (wahai Nabi) : "Jika kalian benar-benar mencintai Allah, maka ikutilah aku! Niscaya Allah akan mencintai kalian." (Q.S Ali Imran: 31)

Bersambung Insya Allah....

✍ Diterjemahkan oleh: Al Ustadz. Abu Hudzaifah Ahmad bin Kadiyat عفا الله عنه.

Dipublikasikan: Ahad, 7 Rabi'ul Akhir 1437H || 17 Januari 2016M.

http://saalikatmanhajsalaf.blogspot.co.id/
bit.ly/Saalikat_ManhajSalaf

Majmu'ah Saalikat Manhaj Salaf

Ta'limul Abna`i (11)

Kajian Bunayya
[ Pertemuan ke 11 ]

Dari kitab :Ta'limul Abna`i Akidatus Salafis Shalih.

Mengajarkan kepada Anak Akidah As-Salaf As-Shalih.

Karya: Syaikh Abu Abdil A'la Khalid bin Muhammad bin 'Utsman Al Mishri hafizhahullah.​
....................................

Yaa bunayya, pada pekan lalu telah dijelaskan tentang IHSAN,

Ihsan adalah kamu beribadah kepada Allah seakan-seakan kamu melihat-Nya dan jika kamu tidak mampu seakan-akan melihat-Nya maka Dia melihatmu.

Apa makna ucapan di atas?

Maknanya: apabila engkau menjalankan ketaatan apapun bentuknya: shalat, puasa, doa, biirul walidain, menyembelih untuk kurban, istighfar, menghafal Al Qur'an dan hadits, dan amalan-amalan ketaatan lainnya yang kamu gunakan untuk mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wa ta'ala, maka kamu menjalankannya di atas ilmu dan keyakinan bahwa Allah melihatmu ketika kamu menjalankan amalan-amalan shalih itu.

Jadi, sudah selayaknya kamu memperbagus amalanmu dengan memaksudkannya untuk mengharap wajah Allah semata.

Janganlah kamu melakukannya agar temanmu mengatakan; "Kamu benar-benar pemuda yang shalih."

Jangan pula kamu menjalankannya hanya untuk menjadikan kedua orang tuamu senang, lalu kamu cukupkan niatmu sampai di situ. Atau kamu berniat agar kamu semakin dekat dan disenangi oleh gurumu, lalu ia memberikan nilai yang bagus kepadamu saat ujian atau membantumu mengulang pelajaran.

Akan tetapi, lakukanlah amalan shalih itu semua karena kamu cinta kepada Allah dan mengharapkan kecintaan-Nya.

Termasuk ketakwaan dan termasuk perbuatan ihsan yang wajib dalam menjalankan amalan ketaatan adalah kamu jalankan ketaatan itu sesuai dengan cara yang diajarkan kepada kita oleh Rasul kita Shallallahu 'alaihi wa sallam. Kita shalat sebagaimana Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam shalat.

Sebagaimana yang disabdakan olehnya:

"Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat bagaimana aku shalat."

Kamu puasa dengan cara yang telah beliau ajarkan kepada kita. Demikian pula ibadah-ibadah yang lainnya, jalankan seperti itu!

Jadi, tidak boleh wahai putraku! Wahai putriku! Kita beribadah kepada Allah dengan cara kita sendiri. Bahkan wajib bagi kita beribadah kepada Allah sesuai dengan petunjuk nabi kita Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam.

Bersambung Insya Allah....

✍ Diterjemahkan oleh: Al Ustadz. Abu Hudzaifah Ahmad bin Kadiyat عفا الله عنه.

Dipublikasikan: Sabtu, 28 Rabi'ul Awwal 1437H || 9 Januari 2016M.

http://saalikatmanhajsalaf.blogspot.co.id/
bit.ly/Saalikat_ManhajSalaf

Majmu'ah Saalikat Manhaj Salaf

Ta'limul Abna`i (10)

KAJIAN BUNAYYA
[ Pertemuan. 10 ]

Dari kitab : Ta'limul Abna`i Akidatus Salafis Shalih.

MENGAJARKAN KEPADA ANAK AKIDAH SALAFUS SHALIH.

Karya: Syaikh Abu Abdil A'la Khalid bin Muhammad bin 'Utsman Al Mishri hafizhahullah.​
...............

ALLAH MAHA ESA, DZAT & SIFATNYA TIADA PUNYA ISTRI DAN TIADA PULA ANAK.

3. Allah adalah Al 'Awwal; tiada sesuatu apapun yang mendahuluinya.

Sehingga tidak dijumpai ayah dan ibu sebelum Allah 'Azza wa Jalla, seperti halnya manusia. Sebab Allah tidak serupa dengan manusia.

Sebagaimana telah kita pelajari sebelumnya dari ayat di atas.

Demikian pula, Allah tidak punya istri dan tidak pula anak. Sebab Allah maha esa lagi kaya, tidak butuh istri dan tidak butuh pula anak.

4. Allah adalah Ash-Shamad, yaitu: bahwa Allah satu-satunya yang dituju oleh setiap makhluk dalam mencari pemenuhan kebutuhannya.

5. Firman-Nya: "Dan tidak ada sesuatu apapun yang setara dengannya."

Maknanya: Tidak ada yang setara dengan Allah, tidak ada yang serupa dengan-Nya, tidak ada tandingan bagi-Nya, tidak ada yang mirip dengan-Nya dan tidak ada yang semisal dengan-Nya.

Sudah pahamkah kita?

- Tidak ada yang setara dengan Allah.

️- Tidak ada yang serupa dengan Allah.

️- Tidak ada tandingan bagi Allah.

️- Tidak ada yang mirip dengan Allah.

- Tidak ada yang sama atau semisal dengan Allah.

Bersambung insya Allah..

Alih Bahasa: Al Ustadz Abu. Hudzaifah bin Ahmad kadiyat.

Dipublikasikan:Sabtu, 07 Rabi' Al Awwal 1437H || 19 Desember 2015M.

bit.ly/Saalikat_ManhajSalaf
http://saalikatmanhajsalaf.blogspot.co.id/

Majmu'ah Saalikat Manhaj Salaf

Ta'limul Abna`i (9)

KAJIAN BUNAYYA
[ Pertemuan. Ke 9 ]

Dari kitab : Ta'limul Abna`i Akidatus Salafis Shalih.​

MENGAJARKAN KEPADA ANAK AKIDAH SALAFUS SHALIH.

Karya: Syaikh Abu Abdil A'la Khalid bin Muhammad bin 'Utsman Al Mishri hafizhahullah.​​

____________

ALLAH MAHA ESA, DZAT & SIFATNYA TIADA PUNYA ISTRI DAN TIADA PULA ANAK.

Allah Ta'ala berfirman dalam surat Al Ikhlas:

"Katakanlah: Allah Maha esa. Allah tempat bergantung segala sesuatu. Tiada beranak dan tiada pula diperanakan. Dan tiada pula tandingan yang setara dengan-Nya." (Q.S al ikhlas: 1-4).

Surat yang mulia ini termasuk surat yang ringkas dalam Al Qur'an, akan tetapi menyamai sepertiga Al Qur'an sebagaimana yang dikabarkan kepada kita oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.

Kita bisa mengambil banyak ilmu dari surat ini, di antaranya:

1. Allah Maha Esa dzat, rububiyah, uluhiyah, dan asma dan sifat-Nya.

2. Allah memiliki sifat-sifat yang mulia, tidak disamai oleh sifat makhluk-makhluk-Nya.

Allah telah mengabarkan kepada kita tentang sifat-sifat ini dengan makna yang bisa kita pahami dan bisa dicerna oleh akal kita. Akan tetapi Dia tidak mengabarkan kepada kita bagaimana bentuk maupun keadaan sifat tersebut.

Allah menjadikan bentuk dan keadaan sifat tersebut ghaib yang kita tidak diperkenankan untuk bertanya tentangnya dan mencari-cari pengetahuan tentangnya. Sebab, bagaimanapun kita berusaha untuk mengetahui bagaimana bentuk dan keadaannya, kita tidak akan mampu.

Oleh sebab itu, wajib bagi kita wahai anak-anak yang bertauhid untuk menghafal firman Allah Ta'ala:

ليس كمثله شيء، وهو السميع البصير.

"Tiada sesuatu apapun yang serupa dengan-Nya. Dia Maha mendegar lagi Maha melihat."

Dan untuk tidak hilang ayat ini dari benak kita saat kita membaca ayat-ayat maupun hadits yang berisikan sifat-sifat Allah Ta'ala.

Bersambung insya Allah...

✍ Alih Bahasa : Al Ustadz. Abu Hudzaifah Ahmad bin Kadiyat حفظه الله.

Dipublikasikan: Sabtu, 23 Shafar 1437H || 05 Desember 2015.

http://saalikatmanhajsalaf.blogspot.co.id/
bit.ly/Saalikat_ManhajSalaf

Majmu'ah Saalikat Manhaj Salaf

Ta'limul Abna`i (8)

KAJIAN BUNAYYA
[ Pertemuan ke 8 ]

Dari kitab : Ta'limul Abna`i Akidatus Salafis Shalih.

⚪ MENGAJARKAN KEPADA ANAK AKIDAH SALAFUS SHALIH.

Karya: Syaikh Abu Abdil A'la Khalid bin Muhammad bin 'Utsman Al Mishri hafizhahullah.​
____________________

Orang-orang Nasrani menyembah Isa Al-Masih 'alaihis salam dan mengatakan bahwa Al Masih adalah anak Allah. Padahal Allah tidak punya istri dan tidak pula anak.

Allah Ta'ala berfirman:

"Sungguh telah kafir orang-orang yang menyatakan bahwa Allah adalah Al Masih ibnu Maryam! Al Masih mengatakan, "Wahai Bani Israil, beribadahlah kepada Allah; Rabb-ku sekaligus Rabb kalian! Sesungguhnya siapa yang berani menyekutukan Allah, maka Allah mengharamkan surga baginya dan tempat tingga ia di neraka. Tiada penolong bagi orang-orang yang zhalim (musyrik)." (Q.S Al Maidah: 72).

Orang-orang yahudi dan nashrani membangun masjid-masjid di atas kuburan para nabi, para rahib, qissis (pendeta) dan orang-orang shalih, lalu beribadah kepada mereka di sisi Allah dan menyembelih untuk mereka.

Ummul mukminin 'Aisyah radhiallahu 'anha telah meriwayatkan dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam saat beliau sedang sakit menjelang ajal:

🌪"Laknat Allah bagi orang-orang yahudi dan nasrani, mereka telah menjadikan kuburan para nabi mereka sebagai masjid."

Ummul Mukminin mengatakan, "Beliau mengingatkan agar umat ini berhati-hari dari apa yang mereka lakukan."‼️

Oleh sebab itu, MEMBANGUN MASJID DI ATAS KUBURAN HARAM HUKUMNYA di dalam ISLAM.

Bersambung insyaa Allah...

Alih Bahasa : Al Ustadz. Abu Hudzaifah Ahmad bin Kadiyat حفظه الله.

Dipublikasikan:
Sabtu, 16 Shafar 1437H || 28 November 2015M.

https://tlgrm.me/Saalikat_ManhajSalaf
http://saalikatmanhajsalaf.blogspot.co.id/

Majmu'ah Saalikat Manhaj Salaf

Ta'limul Abna`i (7)

KAJIAN BUNAYYA
 [ Pertemuan. 7  ]

Dari kitab : Ta'limul Abna`i Akidatus Salafis Shalih.

MENGAJARKAN KEPADA ANAK AKIDAH SALAFUS SHALIH.

Karya: Syaikh Abu Abdil A'la Khalid bin Muhammad bin 'Utsman Al Mishri hafizhahullah.​​
..............

Siapakah Yahudi dan Nasrani?

Yahudi dan Nasrani adalah orang-orang kafir lagi menyekutukan Allah Yang Maha agung.

Orang-orang yahudi menyembah nabi dan ulama mereka.

Kenapa mukminun membenci orang-orang yahudi?

Kita - orang-orang yang beriman - membenci orang-orang yahudi dikarenakan hal-hal berikut ini:

1. Mereka mencela Allah 'Azza wa Jalla.

2. Mereka mensifati Allah dengan sifat-sifat yang jelek.

3. Mereka berdusta atas nama Allah.

4. Mereka membunuh para nabi Allah.

5. Mereka mengubah-ubah kitab Allah.

6. Mereka berdoa kepada selain Allah.

7. Mereka menutupi Al-haq padahal mereka tahu.

Bersambung Insya Allah..

✍ Alih Bahasa : Al Ustadz. Abu Hudzaifah Ahmad bin Kadiyat حفظه الله.

Dipublikasikan: Ahad, 10 Shafar 1437H || 22 November 2015M.

https://tlgrm.me/Saalikat_ManhajSalaf
http://saalikatmanhajsalaf.blogspot.co.id/

Majmu'ah Saalikat Manhaj Salaf

Ta'limul Abna`i (6)

KAJIAN BUNAYYA 
  [ Pertemuan. 6 ]

Dari kitab : Ta'limul Abna`i Akidatus Salafis Shalih.

MENGAJARKAN KEPADA ANAK AKIDAH SALAFUS SHALIH.

Karya: Syaikh Abu Abdil A'la Khalid bin Muhammad bin 'Utsman Al Mishri hafizhahullah.​
....................

JANGAN BERSUMPAH KECUALI DEMI ALLAH SEMATA.

Wahai pemuda Islam, janganlah engkau bersumpah kecuali demi Allah semata.

Jangan bersumpah demi bapak-bapakmu dan jangan pula demi ibu-ibumu!

Jangan kamu katakan, "Demi kehidupan ayahku!" dan jangan pula, "Demi kehidupan ibuku!" Yang seperti ini salah.

Jangan pula kamu katakan, "Demi Nabi..." atau "demi Ka'bah..." Ini juga salah.

Yang benar adalah: "demi Rabbnya Nabi..." atau "demi Rabbnya Ka'bah..." Atau kamu katakan, "Demi Allah...."

Atau kamu bersumpah dengan menyebut salah satu sifat-sifat Allah, seperti: "demi kehidupan Allah..." atau "demi rahmat Allah..."

Atau bersumpah dengan menyebut nama di antara nama-nama Allah, seperti:

Demi Al Lathif (Yang Maha lemah lembut)

Demi Al 'Ali (Yang Maha tinggi)

Demi Al Qadir (Yang Maha kuasa)

Demi As Sami' (Yang maha mendengar)

Demi Ar Rahman (Yang maha penyayang).

Hanya saja, jangan bersumpah kecuali dalam urusan penting yang ingin kamu pertegas. Jangan bersumpah secara main-main. Yakni jangan mudah bermain-main dengan sumpah demi Allah.

Wahai anakku, bersumpah demi Allah adalah urusan yang besar.

Siapa yang bersumpah demi Allah secara dusta, maka dia telah melakukan dosa yang sangat besar yang mendatangkan  kemurkaan Allah.

Allah akan menyiksanya jika dia tidak bertaubat dan tidak bertekad kuat untuk tidak bersumpah dusta setelahnya.

Bersambung Insya Allah..

✍ Alih Bahasa : Al Ustadz. Abu Hudzaifah Ahmad bin Kadiyat حفظه الله.

Dipublikasikan:Sabtu, 25 Al Muharram 1437H // 07 November 2015

Majmu'ah Saalikat Manhaj Salaf

Ta'limul Abna`i (5)

KAJIAN BUNAYYA
   [ Pertemuan. 5 ]

Dari kitab : Ta'limul Abna`i Akidatus Salafis Shalih.

MENGAJARKAN KEPADA ANAK AKIDAH SALAFUS SHALIH.

✍🏽 Karya: Syaikh Abu Abdil A'la Khalid bin Muhammad bin 'Utsman Al Mishri hafizhahullah.​

...............

Ananda, engkau mengatakan, "Aku cinta kepada Rabb kami."

Maka aku tanya kepadamu,
"Kenapa kamu mencintai Rabb kita?"

Tahukah kamu, siapa Allah?

Allah adalah Rabb kita. Dia-lah yang telah menciptakanmu, ibu, bapak, kakek, nenek, saudara-saudara dan teman-temanmu.

Dia subhanahu wa ta'ala yang telah menciptakan susu, telur dan halwa.

Dia-lah subhanahu wa ta'ala yang telah menciptakan langit, bumi, awan, bintang, matahari, bulan, dan segala sesuatu yang kamu lihat di bumi dan di langit.  Yang telah menciptakan dan mengadakannya adalah Allah.

"Yang demikian itulah Rabb-mu; Pencipta segala sesuatu." (Q.S. Ghafir: 62)

Allah subhanahu wa ta'ala berfirman menceritakan tentang musyrikin,

Mereka adalah orang yang mengimani bahwa Allah pencipta satu-satunya, akan tetapi dalam kedaan seperti itu mereka menyekutukan Allah dalam ibadah-:

"Kalau kamu tanyai mereka, "Siapa yang menciptakan langit dan bumi? niscaya mereka akan mengatakan: "Allah."(Q.S Luqman: 25).

Sesungguhnya orang-orang Yahudi, Nasrani dan musyrikin seluruhnya mengimani bahwa Allah yang telah menciptakan mereka, menciptakan langit dan bumi. Mereka juga mengimani bahwa Allah lah yang telah memberikan kenikmatan kepada mereka yang tidak bisa dibilang dan dihitung. Mereka juga mengimani bahwa Dia-lah yang menghidupkan dan mematikan.

Akan tetapi mereka berdoa kepada selain Allah, beristighotsah kepada selain Allah dan menyembelih hewan untuk dipersembahkan kepada salain Allah.

Adapun engkau wahai ananda yang sedang tumbuh kembang lagi beriman, kamu berdoa hanya kepada Allah, sujud hanya kepada Allah, shalat hanya untuk Allah, menyembelih hanya untuk Allah dan kamu minta untuk diselamatkan dari marabahaya hanya kepada Allah.

Bersambung Insya Allah.

✍ Alih Bahasa : Al Ustadz. Abu Hudzaifah Ahmad bin Kadiyat حفظه الله.

Dipublikasikan: 18 Al Muharram 1437H || 31 Oktober 2015

Majmu'ah Saalikat Manhaj Salaf

Ta'limul Abna`i (4)

Kajian Bunayya
[Pertemuan ke.4]

Dari kitab : Ta'limul Abna`i Akidatus Salafis Shalih.

MENGAJARKAN KEPADA ANAK AKIDAH SALAFUS SHALIH

Karya: Syaikh Abu Abdil A'la Khalid bin Muhammad bin 'Utsman Al Mishri hafizhahullah.​
___________________________

MAKNA SYAHADAT

أن لا إله إلا الله وأن محمدا رسول الله:

Wahai pemuda Islam, apa makna ( أشهد أن لا إله إلا الله ) ?

Maknanya:
Aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang hak selain Allah.

Apa makna syahadat ( أن محمدا رسول الله )?

Maknanya:
Aku bersaksi bahwa tidak ada yang berhak untuk diikuti dengan benar kecuali Muhammad Shallalahu 'alaihi wa sallam.

Bersambung Insya Allah....

Alih Bahasa: Al-Ustadz. Abu Hudzaifah Ahmad bin kadiyat حفظه الله.

MAJMU'AH SAALIKAT MANHAJ SALAF

ASBAAB SA'ADATIL USRAH [6]

KAJIAN BAHTERAKU
     [ Pertemuan.6  ]

Dari Kitab: Asbaab Sa'adatil Usrah

AGAR RUMAH TANGGA BAHAGIA

✒Fadhilatus Syaikh Sulaiman bin Salimillah Ar Ruhaili hafizhahullah ta'ala
_______________________

Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

تَزَوَّجُوا الْوَدُودَ الْوَلُودَ، فَإِنِّي مُكَاثِرٌ بِكُمْ الْأُمَمَ!

“Nikahilah wanita-wanita yang penuh kasih sayang dan subur! Sebab aku akan membangakan kalian di hadapan umat-umat yang ada (pada Hari Kiamat).”

Bersamaan dengan pengarahan yang agung tersebut, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tidaklah mengesampingkan segala sesuatu yang dibutuhkan oleh insan sebagai manusia biasa, agar kehidupannya menjadi damai.

Oleh sebab itu, wahai saudara-saudaraku, Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu mengatakan, “Dahulu aku pernah berada di samping Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Tiba-tiba ada seorang lelaki yang mendatangi beliau dan mengabarkan bahwa dia menikahi wanita Anshar, maksudnya bahwa dia telah mengkhitbah wanita tersebut untuk dinikahi. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengatakan,

أَنَظَرْتَ إِلَيْهَا؟

“Apakah kamu sudah melihatnya?”

Lelaki itu menjawab, “Belum.”

فَاذْهَبْ فَانْظُرْ إِلَيْهَا!

“Kalau begitu pergilah, lihat dia!”

Kenapa demikian?

فَإِنَّ فِي أَعْيُنِ الْأَنْصَارِ شَيْئًا

“Sebab ada sesuatu pada mata wanita Anshar itu.”

Lelaki ini dari kalangan muhajirin, mengkhitbah wanita Anshar. Kemudian dia mendatangi Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan mengabarkan bahwa dia telah mengkhitbahnya. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mengatakan kepadanya, “Apakah kamu sudah melihatnya?” Dia menjawab, “Belum.” Maka Nabi mengatakan, “Kalau begitu pergilah untuk melihatnya!”

Kenapa?

Karena dia orang muhajirin dan pada mata wanita Anshar ada sesuatu, yakni sedikit sipit, yang terkadang orang Muhajirin tidak menyukainya.

Lihatlah, bagaimana Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengarahkan lelaki itu untuk melihat apa yang bisa menyenangkan hatinya! Sebab dia manusia biasa. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tidak mengesampingkan masalah ini.

Datang pula riwayat bahwa Al Mughirah bin Syu’bah radhiallahu 'anhu mengkhitbah seorang wanita. Maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mengatakan,

اذْهَبْ فَانْظُرْ إِلَيْهَا؛ فَإِنَّهَ أَحْرَى أَنْ يُؤْدَمَ بَيْنَكُمَا.

“Pergilah, lihat dia! Sebab itu lebih bisa mengekalkan hubungan kalian berdua.”

Al Muhgirah radhiallahu 'anhu pun pergi melihatnya.

Perhatikanlah, wahai saudaraku!

Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mengarahkan Al Mughirah bin Syu’bah radhiallahu 'anhu untuk melihat si wanita yang hendak dinikahinya, kemudian mengabarkan hikmahnya, yaitu lebih bisa mengekalkan hubungan antara keduanya dan agar kehidupan terus berlangsung harmonis antara keduanya.

Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tidak mencukupkan sekedar lelaki mengetahui agama yang dimiliki oleh wanita yang dikhitbahnya, akan tetapi beliau juga memperhatikan kebutuhan daripada manusia, agar setiap insan bisa merasa senang dengan orang yang akan mendampingi hidupnya.

Ini termasuk sebab terbesar yang bisa mendatangkan kedamaian dalam rumah tangga.

Apabila seorang lelaki menikahi wanita dan dia telah menyenanginya dan wanita itu memiliki dien yang kuat, maka hal itu merupakan sumber kebahagian baginya dalam rumah tangga dan dalam melanggengkan hubungan suami-istri.

Bersambung Insya Allah..

Alih Bahasa : Al Ustadz. Abu Hudzaifah Ahmad bin Kadiyat حفظه الله.

Dipublikasikan: Sabtu,27 Al Muharram 1437 H// 07 November 2015.

Majmu'ah Saalikat Manhaj Salaf.

Jumat, 19 Agustus 2016

Ta'limul Abna`i (3)

KAJIAN BUNAYYA
   [ Pertemuan. 3 ]

Dari kitab : Ta'limul Abna`i Akidatus Salafis Shalih.​

(MENGAJARKAN KEPADA ANAK AKIDAH SALAFUS SHALIH)

Syaikh Abu Abdil A'la Khalid bin Muhammad bin 'Utsman Al Mishri hafizhahullah.
___________

MAKNA IMAN, ISLAM & IHSAN.

Rasulullah -shallallahu 'alaihi wasallam- bersabda,

"Islam adalah kamu bersaksi bahwa tiada ilah yang berhak diibadahi selain Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah, kamu mendirikan shalat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan dan berhaji ke baitullah jika mampu melakukan perjalanan ke sana."

Rasulullah -shallallahu 'alaihi wasalam- bersabda menerangkan makna Iman:

"Kamu beriman kepada Allah, malaikat-malaikatNya, kitab-kitabNya, rasul-rasul-Nya, hari akhir, dan kamu beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk."

Beliau -shallallahu 'alaihi wasallam- bersabda menerangkan makna Ihsan,

"Engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihat-Nya dan jika kamu tidak mampu seakan-akan melihat-Nya, kamu yakin bahwa Dia melihatmu."

Bersambung Insya Allah.

✍ Alih Bahasa : Al Ustadz. Abu Hudzaifah Ahmad bin Kadiyat حفظه الله.

Majmu'ah Saalikat Manhaj Salaf

Ta'limul Abna`i (2)

KAJIAN BUNAYYA
  [ Pertemuan. 2 ]

Dari kitab : Ta'limul Abna`i Akidatus Salafis Shalih.

(MENGAJARKAN KEPADA ANAK AKIDAH SALAFUS SHALIH)

Syaikh Abu Abdil A'la Khalid bin Muhammad bin 'Utsman Al Mishri hafizhahullah
________________________

     Kepada para ayah, hendaknya mereka selalu mengingat firman Allah Ta’ala,

“Wahai orang-orang yang beriman, jagalah diri-diri kalian dan keluarga kalian dari siksa api neraka yang bahan bakarnya manusia dan bebatuan. Di atasnya terdapat para malaikat yang kasar dan keras. Mereka tiada mendurhakai apa yang  Allah perintahkan kepada mereka dan menjalankan apa yang  diperintahkan kepada mereka.” [At Tahrim: 6]

Dalam ayat ini terdapat perintah yang sifatnya wajib dari sesembahan kita Al Hakim Al Ahad Ash Shamad, agar kita menjaga diri-diri kita dan orang-orang yang Allah serahkan perwaliannya kepada kita, baik istri maupun anak-anak dari siksa neraka Jahannam.

Kemudian Allah menyebutkan sedikit dari dahsyatnya adzab dalam neraka itu dan bengisnya malaikat-malaikat yang tiada kenal belas kasih yang tugasnya menangani adzab itu.

Dengan harapan, semoga hal itu mendorong kita untuk menjalankan kewajiban yang penting ini dan tidak meremehkannya.

Apabila Anda telah mengetahui apa yang kami sebutkan, maka hendaknya kita sadar bahwa awal sebab terjaga dari adzab neraka adalah Tauhidullah.

Berdasar hal itu, mengajarkan buku-buku akidah kepada anak-anak kita bukan nafilah, akan tetapi fardhu ‘ain yang harus dilakukan.

Wahai Rabb kami, berikanlah kepada kami kesejukan pandangan mata dari istri-istri dan anak keturunan kami dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa!

وصلى الله على محمد وعلى آله وأصحابه وسلم تسميما كثيرا

Ditulis oleh; Abu ‘Abdil A’la Khalid bin Muhammad ‘Utsman Al Mishri, Zhuhur 28 Dzulhijjah 1433 H.

Bersambung insyaa Allah...

✍ Alih Bahasa : Al Ustadz. Abu Hudzaifah Ahmad bin Kadiyat حفظه الله.

Majmu'ah Saalikat Manhaj Salaf

Ta'limul Abna`i (1)

KAJIAN BUNAYYA
  [ Pertemuan. 1 ]

Dari kitab : Ta'limul Abna`i Akidatus Salafis Shalih.​

(MENGAJARKAN KEPADA ANAK AKIDAH SALAFUS SHALIH)

Syaikh Abu Abdil A'la Khalid bin Muhammad bin 'Utsman Al Mishri hafizhahullah.

...............

     Kitab ini menyajikan silsilah pendekatan Akidah Salaf kepada putra dan putri kaum muslimin.

Aku susun kitab ini seperti kurikulum pelajaran bagi anak-anak usia 5 sampai sekitar 12 tahun di madrasah-madrasah Salafiyah.

Madrasah-Madrasah Salafiyah tiada lain merupakan batu bata bangunan yang kita harapkan membuahkan buah yang menyenangkan, agar tumbuh genarasi yang shalih di atas Al Kitab dan As Sunnah dengan pemahaman Salaf.

Mungkin ada yang mengatakan, “bukankah ma’had-ma’had Tahfidzul Qur’an telah banyak tersebar diberbagai daerah, wilayah dan kota?”

Saya jawab, “Ya, akan tetapi tidak dijumpai dari ma’had-ma’had tersebut yang perhatian untuk menumbuh-kembangkan anak didiknya di atas Aqidah dan Manhaj Salafus Shalih (melainkan sangat sedikit).”

Untuk tujuan yang mulia ini, aku susun buku ini seperti tonggak awal dan batu pijakan untuk menuju Al-Hak dan Huda.

..................

Mukmin yang bertakwa mengetahui benar akan besarnya amanah ini.

Yang hal ini masuk ke dalam keumuman ayat Allah Ta’ala, “Sesungguhnya Allah memerintahkan kepada kalian untuk menunaikan amanah kepada yang berhak menerimannya.” [An Nisaa’: 58]

Dan firman-Nya:

“Dan (mereka itu) adalah orang-orang yang selalu menjaga amanah dan janjinya.” [Al Mu’minun: 8]

Sungguh, orang-orang yang menjalankan amalan yang agung ini wajib mengetahui akan besarnya amanah ini dan agar mengharapkan pahala yang agung dari amalan tersebut.
Sebagaimana Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Demi Allah, jikalau Allah memberikan hidayah kepada satu orang melaluimu, itu lebih baik bagimu daripada kamu mendapatkan unta merah.” [HR. Al Bukhari (3009) dan Muslim (2046)]

Bersambung insyaa Allah...

✍ Alih Bahasa : Al Ustadz. Abu Hudzaifah Ahmad bin Kadiyat حفظه الله.

Majmu'ah Saalikat Manhaj Salaf

Selasa, 09 Agustus 2016

Kitab At Tauhid 7

╔═════════════ ❁✿❁ ╗
       ❝ KAJIAN  TAUHID ❞
╚═══ ❁✿❁ ══════════╝

Kitab: Al-Mulakhosh fii Syarh Kitabut Tauhid.

Karya: Syaikh Shalih bin Fauzan bin Abdillah Al-Fauzan hafizhahullah.

PERTEMUAN KE. 7

Wasiat Berikutnya adalah;

6. Allah wasiatkan agar tidak mendekati harta anak yatim.

- Yaitu seorang anak yang ayahnya telah meninggal - kecuali dengan cara yang baik (dalam menggunakan harta anak yatim), dan mengelola harta tersebut sehingga nanti bisa ia serahkan kepada anak itu saat ia dewasa. Yaitu saat anak tersebut berakal dan baligh.

7. Allah ta'ala berfirman:

و أوفوا الكيل و الميزان بالقسط لا نكلف نفسا إلا وسعها

Artinya: "Dan penuhilah takaran dan timbangan dengan adil. Kami tidaklah membebani satu jiwa melainkan sesuai kemampuannya."

- Maksudnya adalah tegakkan keadilan dalam mengambil dan memberi sesuai kemampuan kalian.

8. Pada firman Allah:

و إذا قلتم فاعدلوا ولو كان ذا قربى

Artinya: "Dan apabila kalian berbicara, maka adillah. Walaupun terhadap kerabat dekat."

- Allah ta'ala memerintahkan untuk adil dalam berbicara terhadap kerabat yang dekat dan yang jauh, setelah Allah perintahkan untuk adil dalam perbuatan.

9. Firman Allah ta'ala:

و بعهد الله أوفوا

Artinya: "Dan penuhilah wasiat Allah."

- Yaitu laksanakan hal-hal yang Allah wasiatkan kepada kalian. Dengan mentaati perintahNya dan menjauhi larangan-Nya. Serta mempelajari kitab-Nya dan sunnah nabi-Nya.

10. Firman Allah ta'ala:

و أن هذا صراطي مستقيما فاتبعوه ولا تتبعوا السبل فتفرق بكم عن سبيله

Artinya: "Inilah jalan-Ku yang lurus maka ikutilah (jalan tersebut). Dan janganlah kalian mengikuti jalan-jalan yang lain sehingga kalian terpisah dari jalanNya."

- Yaitu perkara yang Aku wasiatkan kepada kalian pada dua ayat ini, berupa perintah untuk meninggalkan larangan (dan yang terbesar adalah syirik) serta perintah untuk melakukan kewajiban (Yang paling besar adalah tauhid),
semua ini adalah jalan yang lurus.

Jalan-jalan yang lain.

- Maksudnya adalah bid'ah dan syubhat.

Terpecah dari jalan-Nya.

- Maksudnya: Berpaling dan terpencar dari agama-Nya.

✍🏼Bersambung insya Allah.

#(Mulakhos Syarh Kitab At-Tauhid hal:17-18)

Diterjemahkan Oleh: Redaktur Saalikat
Dipublikasikan: Rabu, 29 Syawwal 1437H/ 3 Agustus 2016M

Saalikat Manhaj Salaf

» http://saalikatmanhajsalaf.blogspot.co.id/
» bit.ly/Saalikat_ManhajSalaf

This entry was posted in

Kitab At Tauhid 6

╔═════════════ ❁✿❁ ╗
       ❝ KAJIAN  TAUHID ❞
╚═══ ❁✿❁ ══════════╝

Kitab: Al-Mulakhosh fii Syarh Kitabut Tauhid.

Karya: Syaikh Shalih bin Fauzan bin Abdillah Al-Fauzan hafizhahullah.

PERTEMUAN KE 6🖇

Wasiat Berikutnya adalah;

2. Allah wasiatkan agar berbuat baik kepada kedua orang tua.

Dengan cara berbakti kepada keduanya, menjaga dan menaati keduanya pada perkara selain maksiat. Dan juga tidak bersikap angkuh kepada keduanya.

3. Allah juga  berwasiat agar tidak membunuh anak-anak karena takut miskin.

Yaitu mengubur hidup-hidup anak perempuan dan membunuh anak laki-laki karena takut tertimpa kemiskinan. Karena Allah lah yang memberikan rizki, bukan manusia yang memberikan rizki kepada diri mereka.```

4. Allah juga berwasiat agar tidak mendekati perbuatan hina yang tampak maupun yang tersembunyi.

Yaitu kemaksiatan yang terlihat ataupun yang tersembunyi.

5. Allah juga berwasiat agar tidak membunuh jiwa yang Allah haramkan untuk membunuhnya.

Yaitu jiwa seseorang mukmin dan juga kafir mu'ahad, kecuali karena ada sebab yang dibolehkan secara syar'i.

Yaitu qishos, hukum had bagi pezina yang berbuat zina padahal sudah menikah dan orang yang murtad dari agama islam.

Bersambung insya Allah.

#(Mulakhos Syarh Kitab At-Tauhid hal:17)

________
✍🏼 Diterjemahkan Oleh: Redaktur Saalikat

•Dipublikasikan: Rabu, 22 Syawwal 1437H/27 Juli 2016M

Saalikat Manhaj Salaf

» http://saalikatmanhajsalaf.blogspot.co.id/
» bit.ly/Saalikat_ManhajSalaf

This entry was posted in

TINGGINYA KEDUDUKAN AHLUL ILMI

┏━ ❁✿❁ ━━━━━━━━━━━┓
    M.U.T.I.A.R.A  I.L.M.U   
┗━━━━━━━ ❁✿❁ ━━━━━┛

AL-ALLAMAH  MUQBIL BIN HADI AL-WADI'I
#TINGGINYA KEDUDUKAN AHLUL ILMI

Al-Allamah Muqbil bin Hadi al-Wadi'i rahimahullah berkata:

"Dan tidaklah Allah mengangkat kedudukan ahlul ilmi kecuali dengan sebab mereka selalu berhenti di hadapan kebatilan,

Seraya menghukumi: 🏻Pihak yang benar dengan mengatakan: "Engkau telah benar"

dan mengatakan kepada pihak yang batil: "Engkau telah salah"

Sumber:@moqbel1

Diterjemahkan oleh: Umm Ismail Unaisah hafizhahallah, telah dikoreksi.

Dipublikasikan: Kamis, 1 Dzulqa'dah 1437H/ 4 Agustus 2016.

Saalikat Manhaj Salaf

» http://saalikatmanhajsalaf.blogspot.co.id/
» bit.ly/Saalikat_ManhajSalaf

__________
Teks Asli;

العلامة مقبل بن هادي الوادعي:
💡 رفعة اهل العلم

قال العلاّمة مقبل بن هادي الوادعي رحمه الله:

- وما رفع اللّه شأن أهل العلم إلا
>> لأنَّهم يقفون أمام الباطل

● ويقولون للمصيب : أنت مصيب
● ولصاحب الباطل : أنت مبطل .

Sesungguhnya cinta kasih yang ada diantara kita ini apabila ditempuh padanya jalan yang syar'i niscaya akan kekal

┏━ ❁✿❁ ━━━━━━━━━━━┓
    M.U.T.I.A.R.A  I.L.M.U   
┗━━━━━━━ ❁✿❁ ━━━━━┛

Asy-Syaikh Muhammad bin Hadi Al-Madkhaly hafidzahullah berkata:

"Sesungguhnya cinta kasih yang ada diantara kita ini apabila ditempuh padanya jalan yang syar'i niscaya akan kekal,

Dan apabila masuk padanya kepentingan-kepentingan pribadi maka akan rusak."

(Dars Maftuh jilid 18 Hal 10)
Sumber: Wa Al-Utrujah


___________
✍ Diterjemahkan oleh: Umm Abdirrahman Fathimah Dlingo hafizhahallah, telah dikoreksi.

°Dipublikasikan: Senin, 5 Dzulqa'dah 1437H|| 8 Agustus 2016.

Saalikat Manhaj Salaf

» http://saalikatmanhajsalaf.blogspot.co.id/
» bit.ly/Saalikat_ManhajSalaf

Pertemuan ke 23

┏━━━━━━━━━━━━━━━🗒🌷━━┓
     ❝ K.A.J.I.A.N  A.K.I.D.A.H ❞
┗━━🌷🗒━━━━━━━━━━━━━━━┛

Kitab: Syarh Al-Qawaidul Arba'.

Karya Syaikhul Islam Muhammad bin Abdil Wahhab rahimahullah.

Pensyarah: Syaikh Shalih bin Fauzan bin Abdillah al-Fauzan hafizhahullah.

                       بسم اللــــــه الرحمـن الرحـــيم

Lanjutan Syarh:

Adapun orang-orang musyrik jaman ini yang kesyirikan terjadi pada mereka, yaitu dari kalangan umat nabi Muhammad, mereka selalu berbuat syirik di waktu lapang dan diwaktu susah, mereka tidak mengikhlaskan ibadah hanya untuk Allah walaupun ketika susah. Bahkan ketika suatu perkara semakin berat bagi mereka, maka akan semakin berat pula kesyirikan mereka dan akan (semakin keras teriakan mereka) menyeru/memanggil Hasan, Husain, Abdul Qadir, Ar-Rifaa'iy, dll.

Ini adalah perkara yang telah ma'ruf (banyak orang yang mengetahui).

Dan disebutkan banyak keanehan-keanehan tentang mereka ketika di lautan.

Sesungguhnya apabila suatu perkara menjadi berat bagi mereka, maka mereka akan berteriak menyeru nama-nama para wali dan orang shalih, mereka meminta tolong kepada selain Allah, karena penyeru-penyeru kebatilan dan kesesatan mengatakan pada mereka : "kami akan menyelamatkan kalian di lautan apabila sesuatu menimpa kalian, maka panggillah nama-nama kami niscaya kamu akan menyelamatkan kalian."

Sebagaimana diriwayatkan dari syaikh-syaikh thariqah sufiyyah. Bacalah-jika kalian mau- طبقات الشعراني, di dalamnya terdapat sesuatu yang membuat kulit-kulit merinding dari apa-apa yang mereka namakan dengan karamah para wali. Bahwa mereka mampu menyelamatkan di tengah lautan, dan bahwa dia mengulurkan tangannya di laut, membawa seluruh penumpang dan mengeluarkan mereka menuju ke daratan dalam keadaan lengan-lengan pakaiannya (tetap kering) dan tidak basah, dst dari kedustaan dan khurafaat mereka.

Maka kesyirikan mereka itu terus menerus ketika lapang juga susah, sehingga mereka lebih parah daripada orsng-orang musyrik jaman dahulu.

Dan juga -sebagaimana yang Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab katakan dalam kitab "Kasyfu Syubhat"- :

Dari sisi lain, sesungguhnya orang-orang musyrik jaman dahulu beribadah kepada makhluq yang shalih dari kalangan malaikat, nabi, dan wali. Adapun orang-orang musyrik jaman sekarang beribadah kepada makhluq dari kalangan manusia yang paling keji, dalam keadaan mereka mengetahui akan hal itu. Orang-orang yang mereka sebut dengan (qutub-qutub) pemimpin atau (ghauts) penolong, mereka tidak mengerjakan shalat, tidak menunaikan puasa, tidak menjauhkan diri dari perbuatan zina, homoseks, dan perbuatan keji, karena mereka menganggap tidak ada beban syariat atas mereka sehingga tidak berlaku atas mereka hukum haram dan hukum halal, hukum ini hanya berlaku untuk orang awam saja.

Mereka tahu bahwa pemimpin mereka tidak shalat, tidak puasa, dan tidak menjauhi perbuatan keji, namun bersamaan dengan itu mereka mengibadahinya.

Bahkan mereka beribadah kepada manusia paling fajir seperti; Al-Hallaj, Ibnu 'Arabiy, Ar-Rifaiy, Al-Badawy, dll.

Dan Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab telah menyebutkan dalil bahwa orang-orang musyrik jaman sekarang lebih parah kesyirikannya daripada orang-orang musyrik jaman dahulu karena orang-orang musyrik jaman dahulu mengikhlaskan ibadah ketika susah dan berbuat syirik ketika lapang.

Yaitu firman Allah Ta'ala:

{فإذا ركبوا فى الفلك دعوا الله مخلصين له الدين} العنكبوت: ٦٥

"dan apabila mereka naik kapal mereka berdoa kepada Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya." (Q.S Al-Ankabut:65)

                     
Semoga shalawat dan salam tercurah untuk nabi kita Muhammad, keluarga, dan seluruh shahabat beliau.

        
                                      ***

Walhamdulillahi rabbil 'alamin, dengan pertolongan dari Allah telah selesai kitab Al-Qawaidul Arba'.

Saya memohon ampun dan bertaubat kepada Allah jika disana didapati banyak kesalahan dalam penerjemahan.

__________________
✍🏻Diterjemahkan oleh Ummu Rumman Qonitah Al Windaniyyah, telah dikoreksi oleh Al-Ustadzah 'Aisyah Ummu Hudzaifah As-Samarindiyyah hafizhahumallah.

Dipublikasikan: Selasa, 6 Dzulqa'dah 1437H/ 9 Agustus 2016.

Saalikat Manhaj Salaf

» http://saalikatmanhajsalaf.blogspot.co.id/
» bit.ly/Saalikat_ManhajSalaf

This entry was posted in

Selasa, 02 Agustus 2016

Pilihlah teman yang akan memberikanmu manfaat di akhirat.

┏━ ❁✿❁ ━━━━━━━━━━━┓
     M.U.T.I.A.R.A I.L.M.U  
┗━━━━━━━ ❁✿❁ ━━━━━┛

Pilihlah teman yang akan memberikanmu manfaat di akhirat.

✍🏽Malik bin Dinar berkata kepada Mughirah bin Habib:

️"Wahai Mughirah, perhatikanlah setiap teman duduk dan setiap kawan yang tidak bisa kamu ambil kebaikan dalam perkara agamamu darinya, maka jauhi pertemanan dengannya!."

Az-Zuhd lil Imam Ahmad 1877.
Sumber https://tlgrm.me/asraralsadaalzwjeeh

✍ Diterjemahkan oleh: Umm Abdirrahman Fathimah Dlingo hafizhahallah, telah dikoreksi.

●Dipublikasikan: Kamis, 23 Syawwal 1437H/ 28 Juli 2016M.

Saalikat Manhaj Salaf

» http://saalikatmanhajsalaf.blogspot.co.id/
» bit.ly/Saalikat_ManhajSalaf

____________
Teks Asli:

📌اختر صاحباً ينفعك في الآخرة 🍒

قال مالك بن دينار للمغيرة بن حبيب :

يا مغيرة ، انظر كل جليس وصاحب لا تستفيد في دينك منه خيرا فانبذ عنك صحبته.

📜الزهد للإمام أحمد (١٨٧٧).

Haqqu Az Zaujain [4]

┏━━━━━━━━━━━━━━━🌳🏠━━┓
     ❝ KAJIAN  BAHTERAKU ❞
┗━━🏠🌳━━━━━━━━━━━━━━━┛

🕯Pertemuan ke 4

Kitab: HAQQU AZ ZAUJAIN
     [Hak-Hak Suami-Istri]

Karya: Fadhilatus Syaikh Sulaiman bin Salimillah Ar-Ruhaili hafizhahullah.

Hak-Hak Suami Istri

Hak-hak suami istri, wahai saudara-saudaraku yang tercinta, ada di antara hak itu:

Hak-hak sebelum khitbah

Hak-hak ketika
berlangsungnya khitbah

Hak -hak ketika akad nikah

Hak-hak setelah resmi nikah.

Di antara hak sebelum khitbah adalah hak memilih.

Yakni, hendaknya pilihan tersebut ditegakkan di atas dasar: agama, kashalihan dan akhlak mulia.

Sehingga, seorang lelaki berkeinginan menikahi seorang wanita karena keshalihan, kebaikan agama dan akhlaknya.

Seorang wanita ingin menikah dengan seorang lelaki karena keshalihannya, kebaikan agama dan akhlaknya.

Sebab itu adalah asas kebaikan dan kebahagiaan. Siapa yang hilang agamanya, maka tidak ada kebaikan padanya. Tidak ada kebaikan pada orang yang tidak punya agama, meskipun padanya melimpah sebab-sebab kebahagiaan yang lainnya.

Oleh sebab itu Rabbuna Subhanahu wa ta'ala berfirman:

"Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang diberi ilmu dan orang-orang beriman beberapa derajat." (Al Mujadilah: 11)

Allah menjadikan ketinggian derajat dengan dasar ilmu, apabila ilmu itu diiringi dengan iman. Sebab tidak mungkin kebaikan itu ada tanpa diiringi dengan agama. Jika hilang agama, maka hilang pula kebaikan, meskipun dijumpai banyak sebab kebahagiaan untuk manusia.

Kecantikan semata tanpa diiringi agama, tidaklah cukup untuk bekal mengarungi kegenasan gelombang kehidupan rumah tangga.

Harta saja tidak bermanfaat tanpa agama. Garis keturunan yang luhur semata juga tidak akan bermanfaat tanpa diiringi dengan agama.

Agama itupun harus diiringi dengan akhlak yang mulia.Sebab jalan yang akan dilalui dalam rumah tangga itu sangat panjang dan tuntutan-tuntutan di dalamnya sangat banyak serta harus dijaga hubungan. Sehingga sangat butuh hubungan suami istri untuk selalu dikuatkan dan dilanggengkan.

Semuanya itu tidaklah bisa diwujudkan kecuali dengan kebaikan agama dan keluhuran akhlak.

Bersambung Insya Allah...

✍🏾Diterjemahkan oleh Al-Ustadz Abu Hudzaifah Ahmad bin kadiyat 'afallahu 'anhu.

Dipublikasikan: Sabtu, 25 Syawwal️ 1437H/ 30 Juli 2016M.

Saalikat Manhaj Salaf

» http://saalikatmanhajsalaf.blogspot.co.id/
» bit.ly/Saalikat_ManhajSalaf

Hati Yang Hidup

┏━ ❁✿❁ ━━━━━━━━━━━┓
    M.U.T.I.A.R.A  I.L.M.U    
┗━━━━━━━ ❁✿❁ ━━━━━┛

Hati Yang Hidup

🏻Ibnul Qayyim rahimahullah berkata:

"Hati yang sehat dan hidup (adalah yang) apabila dihadapkan kepadanya perkara yang jelek dia akan lari darinya secara tabiat (otomatis), membencinya dan tidak akan menoleh kepadanya."

(Ighotsatul Lahfan jilid 1Hal 20)
Sumber:قناة مسلمة سلفية

✍ Diterjemahkan oleh: Umm Abdirrahman Fathimah Dlingo hafizhahallah, telah dikoreksi.

●Dipublikasikan: Ahad, 26 Syawwal 1437H/ 31 Juli 2016M.

Saalikat Manhaj Salaf

» http://saalikatmanhajsalaf.blogspot.co.id/
» bit.ly/Saalikat_ManhajSalaf

__________
Teks Asli:

📝 القلب الحي .

▪️قال ابن القيم :

فالقلب الصحيح الحي إذا عرضت عليه القبائح نفر منها بطبعه وأبغضها ولم يلتفت إليها .

[اغاثة اللهفان (٢٠/١)]

Usia Wanita yang boleh dinikahi

╔══ ✿📜✿ ═══════════╗
   ❝ RANGKAIAN FATAWA ❞
╚═════════════ ✿📜✿ ╝

Fatwa-fatwa Penting Seputar Wanita Muslimah

🏾Asy-Syaikh Al 'Allamah Abdul Muhsin Al Abbad-semoga Allah menjaganya- :

Usia Wanita yang boleh dinikahi

Pertanyaan:
Apakah dalam syari'at ada batasan usia dalam menikahi seorang wanita?

Jawaban:
Tidak ada batasan usia di dalam syari'at. Hanya saja jika telah mencapai usia baligh, dia boleh di nikahi.

{Syarh Sunan Abi Dawud no.241}
Sumber: قناة الفتوى الشرعية للمراة المسلمة

✍🏻Diterjemahkan oleh Al Ustadzah Ummu Abdirrahman Hamidah hafizhahallah.

Dipublikasikan: Ahad, 26 Syawwal️ 1437H/ 31 Juli 2016M.

Saalikat Manhaj Salaf

» http://saalikatmanhajsalaf.blogspot.co.id/
» bit.ly/Saalikat_ManhajSalaf

____________

Teks Asli:

📝 فتاوى مهمة للمرأة المسلمة : 

▪️الشيخ العلامة /  عبدالمحسن بن حمد العباد البدر - حفظه الله - :

📄 السن الذي تزوج فيه الفتاة ؟

🔎السؤال : هل هناك سن محدد شرعاً في زواج الفتاة ؟

✅الجواب : ليس هناك سن محدد، وإنما إذا بلغت تزوج.

[شرح سنن أبي داود (241)]

Bagaimana bisa salafiyyun akan meletakkan tangan-tangan mereka pada tangan orang yang memerangi manhaj salaf?

┏━ ❁✿❁ ━━━━━━━━━━━┓
    M.U.T.I.A.R.A  I.L.M.U   
┗━━━━━━━ ❁✿❁ ━━━━━┛

✍🏽Asy-Syaikh 'Ubaid Al-Jabiry hafizhahullah berkata:

"Bagaimana bisa salafiyyun akan meletakkan tangan-tangan mereka pada tangan orang yang memerangi manhaj salaf?

Dan ini adalah keterasingan, dikarenakan sedikitnya penempuh jalan yang haq.

Dan salafiyyun memandang bahwa diri mereka banyak walaupun sedikit jumlah mereka, dikarenakan orang yang berada diatas Al-haq itu adalah jama'ah meskipun dia hanya sendiri."

(Radd Al-'Allamah 'Ubaid Al-Jabiry 'ala qawa'id Al-Halaby aljadidah Hal.49)

Sumber:قناة مسلمة سلفية

✍ Diterjemahkan oleh: Umm Abdirrahman Fathimah Dlingo hafizhahallah, telah dikoreksi.

Dipublikasikan: Senin, 27 Syawwal 1437H/ 1 Agustus 2016.

Saalikat Manhaj Salaf

» http://saalikatmanhajsalaf.blogspot.co.id/
» bit.ly/Saalikat_ManhajSalaf

___________________
Teks Asli:

قال الشيخ عبيد الجابري حفظه الله:

"فكيف يجعل السلفيون أيديهم في يد من يحارب منهج السلف؟! وهذه هي الغربة ؛ لقلة السالكين على الحق.
والسلفيون يرون أنهم كثير وإن قل عددهم ؛ ﻷن من كان على الحق فهو الجماعة ، وإن كان وحده ."

" رد العلامة عبيد الجابري على قواعد الحلبي الجديدة ص ٤٩ "

Pertemuan ke 22

┏━━━━━━━━━━━━━━━🗒🌷━━┓
     ❝ K.A.J.I.A.N  A.K.I.D.A.H ❞
┗━━🌷🗒━━━━━━━━━━━━━━━┛

Kitab: Syarh Al-Qawaidul Arba'.
Karya Syaikhul Islam Muhammad bin Abdil Wahhab rahimahullah.
Pensyarah: Syaikh Shalih bin Fauzan bin Abdillah al-Fauzan hafizhahullah.

                       بسم اللــــــه الرحمـن الرحـــيم

Matan:

القاعدة الرابعة: أَنَّ مُشْرِكِي زَمَانِنَا أَغْلَظَ شِركًا مِنَ الأَوَّلِينَ؛ لِأَنَّ اْلأَوَّلِيْنَ يُشْرِكِونَ فِى الرَّخَاءِ وَيَخْلِصُونَ فِى الشِّدَةِ، ومُشرِكُوْ زَمَانِنَا شِركُهُم دَائِمٌ فِى الرَّخَاءِ وَ الشِّدَّةِ!!

وَالَّدلِيْلُ قَوْلُهُ تَعَالَى: {فَإذَا رَكِبُوا فِى الْفُلْكِ دَعَوُا اللَّهَ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّينَ فَلَمَّا نَجَّــاهُمْ إِلَى الْبَرِّ إِذَا هُمْ يُشْرِكُونَ} العنكبوت: ٦٥

4. Qaidah keempat:

Sesungguhnya orang-orang musyik pada jaman kita lebih parah kesyirikannya daripada orang-orang musyrik jaman dahulu (jaman Nabi shallallahu 'alaihi wasallam), karena orang-orang musyrik jaman dahulu berbuat syirik ketika dalam keadaan lapang dan mengikhlaskan ibadah ketika dalam keadaan susah. Adapun orang-orang musyrik pada jaman kita selalu berbuat syirik baik dalam keadaan lapang atau susah.

Dalilnya firman Allah Ta'ala:

{فَإذَا رَكِبُوا فِى الْفُلْكِ دَعَوُا اللَّهَ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّينَ فَلَمَّا نَجَّــاهُمْ إِلَى الْبَرِّ إِذَا هُمْ يُشْرِكُونَ} العنكبوت: ٦٥

"dan apabila mereka naik kapal mereka berdoa kepada Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya, maka tatkala Allah menyelamatkan mereka sampai ke darat , tiba-tiba mereka kembali (mempersekutukan Allah)." (Q.S Al 'Ankabuut:65)

Syarh:
----------

4. Qaidah keempat (yang terakhir):

Sesungguhnya orang-orang musyrik pada jaman kita lebih besar kesyirikannya daripada orang-orang musyrik jaman dahulu yang Rasulullah diutus kepada mereka.

Sebabnya sangat jelas:

Sesungguhnya Allah mengabarkan bahwa orang-orang musyrik jaman dahulu mengikhlaskan ibadah ketika suatu perkara menjadi berat bagi mereka, mereka tidak berdo'a kepada selain Allah karena mereka tahu bahwa tidak ada yang bisa menyelamatkan dari kesulitan-kesulitan kecuali Allah,

Sebagaimana Allah berfirman:

{وإذا مسكم الضر فى البحر ضل من تدعون إلا إياه° فلما نجاكم إلى البر أعرضتم° وكان الإنسان كفورا•} الإسراء:٦٧

"Dan Apabila kamu ditimpa bahaya di lautan niscaya hilanglah siapa yang kamu seru kecuali Dia. maka tatkala Dia menyelamatkan kamu ke daratan, kamu berpaling. Dan manusia adalah selalu tidak berterimakasih." (Q.S Al-Israa:67)

Pada ayat lain:

{وإذا غشيهم موج كالظلل دعوا الله مخلصين له الدين...

"Dan apabila mereka dilamun ombak yang besar seperti gunung, mereka menyeru Allah dengan memurnikan ketaatan kepad-Nya..."

Yakni mereka ikhlas dalam berdo'a.

فلما نجاهم إلى البر فمنهم مقتصد} لقمان:٣٢

"maka tatkala Allah menyelamatkan mereka sampai ke daratan, lalu sebagian mereka menempuh jalan yang lurus..."(Q.S Luqman:32)

Pada ayat lain:

{فلما نجاهم إلى البر إذا هم يشركون} العنكبوت:٦٥

"...Maka tatkala Allah menyelamatkan mereka sampai ke darat , tiba-tiba mereka (kembali) mempersekutukan Allah." (Q.S Al-'Ankabuut:65)

Maka orang-orang musyrik jaman dahulu berbuat syirik ketika dalam keadaan lapang, mereka akan berdo'a pada patung, bebatuan, dan pepohonan. Adapun ketika ditimpa kesulitan atau berada di tepi kebinasaan, maka mereka tidak akan berdo'a kepada patung, pohon, batu, atau siapapun dari makhluq, mereka hanya berdo'a kepada Allah semata.

Apabila tidak ada yang bisa melepaskan kesulitan-kesulitan kecuali Allah, maka bagaimana bisa selain Allah diseru ketika dalam keadaan lapang.

Bersambung in syaa Allah...

✍🏻Diterjemahkan oleh Ummu Rumman Qonitah Al Windaniyyah, telah dikoreksi oleh Al-Ustadzah 'Aisyah Ummu Hudzaifah As-Samarindiyyah hafizhahumallah.

Dipublikasikan: Senin, 27 Syawwal 1437H/ 1 Agustus 2016.

Saalikat Manhaj Salaf

» http://saalikatmanhajsalaf.blogspot.co.id/
» bit.ly/Saalikat_ManhajSalaf

This entry was posted in