Selasa, 26 Juli 2016

Pertemuan ke 21

┏━━━━━━━━━━━━━━━🗒🌷━━┓
     ❝ K.A.J.I.A.N  A.K.I.D.A.H ❞
┗━━🌷🗒━━━━━━━━━━━━━━━┛

Kitab: Syarh Al-Qawaidul Arba'.

Karya Syaikhul Islam Muhammad bin Abdil Wahhab rahimahullah.

Pensyarah: Syaikh Shalih bin Fauzan bin Abdillah al-Fauzan hafizhahullah.

                       بسم اللــــــه الرحمـن الرحـــيم

Lanjutan Syarh:
------------------------------

✔Syahid (inti) dari hadits pada pertemuan sebelumnya adalah di sana ada diantara kaum musyrikin yang menyembah pepohonan, karena kaum musyrikin membuat dzatu anwath dan shahabat yang belum kokoh ilmu di hatinya mencoba untuk menyerupai perbuatan mereka seandainya Allah tidak menjaga mereka melalui Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.

Intinya : bahwasanya di sana ada orang bertabarruk (meminta berkah) kepada pepohonan dan beriktikaf (semedi) di sisinya.

�Makna i'tikaf adalah menetap disisinya dalam jangka waktu tertentu dalam rangka mendekatkan diri kepadanya. Maka i'tikaf  adalah diam menetap pada suatu tempat.

Maka hal ini menunjukkan beberapa perkara yang besar:

Perkara Pertama:

Bahayanya kejahilan tentang perkara tauhid. Barang siapa yang jahil terhadap perkara tauhid, maka sangat mungkin baginya terjatuh pada perbuatan syirik dalam keadaan ia tidak tahu.

Dari sini wajib untuk mempelajari tauhid dan lawannya yaitu syirik sampai seorang manusia itu berjalan di atas ilmu sehingga kesyirikan tidak datang kepadanya karena kejahilannya. Terlebih apabila dia melihat orang yang berbuat syririk, dia tidak akan menyangka perbuatan itu benar lantaran karena kejahilannya.
Maka pada hadits tersebut terdapat faedah tentang bahayanya kejahilan terlebih dalam perkara aqidah

Perkara Kedua:

Bahayanya tasyabbuh terhadap orang-orang musyrik, karena akan mengantarkan pada kesyirikan, Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda:

((من تشبه بقوم فهو منهم))

"Barang siapa yang bertasyabbuh terhadap suatu kaum,maka dia termasuk dari mereka."

Sehingga tidak boleh bertasyabbuh terhadap orang-orang musyrik.

Perkara Ketiga:

Bahwasanya tabarruk kepada bebatuan pepohonan dan bangunan adalah kesyirikan walaupun dinamai dengan nama yang lain, karena meminta barakah kepada selain Allah  baik itu bebatuan, pepohonan, kuburan, atau bangunan yang berada di atas kubur adalah kesyirikan walaupun  dinamai dengan selain nama syirik.

Wallahu A'lam.
Bersambung Insya Allah...

Diterjemahkan oleh: Ummu Rumman Qonitah Al Windaniyyah, telah dikoreksi oleh Al-Ustadzah 'Aisyah Ummu Hudzaifah As-Samarindiyyah hafizhahumallah.

Dipublikasikan: 20 Syawwal 1437H/ 25 Juli 2016.

Saalikat Manhaj Salaf

» http://saalikatmanhajsalaf.blogspot.co.id/
» bit.ly/Saalikat_ManhajSalaf

This entry was posted in

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.