Rabu, 07 September 2016

Syarh Ushul As Sittah 1

┏━━━━━━━━━━━━━━━🗒🌷━━┓
     ❝ K.A.J.I.A.N  A.K.I.D.A.H ❞
┗━━🌷🗒━━━━━━━━━━━━━━━┛

Kitab: Syarh Ushul As Sittah.
Karya Syaikhul Islam Muhammad bin Abdil Wahhab rahimahullah.

------------------------------------🎀

Berkata penulis (Syaikhul Islam Muhammad bin Abdul Wahab رحمه الله) :

بسم الله الرحمن الرحيم

Asy Syaikh Muhammad Shalih Al Utsaimin رحمه الله berkata:

Penulis رحمه الله تعالى memulai tulisan beliau dengan basmalah dalam rangka mencontoh kitabullah عز وجل (Al Qur'an), karena Al Qur'an dimulai dengan basmalah. Dan dalam rangka mencontoh Rasulullah صلى الله عليه وسلم karena beliau memulai perjanjian-perjanjian dan surat-surat beliau dengan basmalah.

Jar (huruf ba' yang dikasrah pada بسم)  dan majrur (kata yang terletak setelah huruf ba', yaitu اسم/ismi) muta'aliq (berkaitan) dengan satu kata kerja yang dihilangkan yang diletakkan di akhir dan disesuaikan dengan situasi.

Disini kata kerja tersebut ditentukan dengan:

Bismillah aktubu ( dengan menyebut nama Allah aku akan menulis ).

Kita tentukan kata yang dihilangkan adalah fi'il/kata kerja, karena asal dari amalan adalah pekerjaan. Dan kita tentukan kata yang dihilangkan tersebut diakhirkan, karena mengandung dua faedah.   

Yang pertama:​ Dalam rangka bertabaruk ( mengharap barakah)  dengan menyebut nama Allah.

Yang kedua: Memberi faedah pembatasan (hanya mengharap pertolongan dari Allah), karena mendahulukan "yang dikaitkan dengannya" ( yaitu kata: bismillah) memberikan faedah pembatasan.

Dan kita tentukan bahwa kata kerja yang dihilangkan adalah kata kerja yang sesuai, karena hal tersebut lebih menunjukkan kepada apa yang dimaukan.

Misal: tatkala kita hendak membaca sebuah kitab, kita mengatakan: "Dengan menyebut nama Allah kami memulai". Maka tidak diketahui kita memulai untuk apa.

Akan tetapi apabila kita katakan: "Dengan menyebut nama Allah kami akan membaca", hal tersebut lebih bisa menunjukkan kepada suatu pekerjaan yang dimaukan.

Lafdzul jalalah (الله ) adalah nama bagi Al Bari (Yang Maha Mencipta) جلا وعلا. Dan nama ini (الله)  adalah nama yang diikuti oleh seluruh nama-nama Allah yang lain, hingga dalam firman Allah تعالى: 

الٓر. كتــٰب أنزلنـٰه إليك لتخرج ٱلناس من الظّلمــٰت إلى ٱلنّور بإذن ربّهم إلىٰ صراط ٱلعزيز ٱلحميد ٠ ٱللّٰه ٱلذى له ما فى ٱلأرض...  (سورة ابراهيم : ١)

Artinya; " Alif laam raa, (Ini adalah) kitab yang Kami turunkan kepadamu supaya kamu mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dengan izin Rabb mereka (yaitu) menuju jalan Rabb Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji. Allah yang memiliki segala apa yang di langit dan di bumi". (Q.S Ibrahim ayat 1 & 2) .

(dalam ayat ini) kita tidak mengatakan bahwa lafdzul jalalah (الله) adalah sifat, akan tetapi kita katakan lafdzul jalalah disini adalah 'athfu bayan, agar lafdzul jalalah tidak menjadi (taabi') pengikut kata sebelumnya sebagaimana na'at /sifat mengikuti man'ut/yang disifati.

Oleh karena itu, ulama mengatakan bahwa kata ma'rifah (kata yang menunjukkan suatu tertentu) yang paling ma'rifah adalah lafdzul jalalah. Karena kata ini tidak menunjukkan kepada sesuatu kecuali Allah عز وجل.
Wallahu A'lam.

Bersambung insya Allah....

_____________
🏷Catatan: Kami sampaikan bahwasanya pada muqaddimah kitab sedikit dijelaskan tentang faidah dari penulisan (بسم الله الرحمن الرحيم ) sehingga bagi antunna yang belum pernah belajar ilmu nahwu akan sedikit sulit memahaminya, namun kepada member/pembaca artikel dars ini untuk tidak berkecil hati dari menyimak penjelasan selanjutnya. Tetap semangat!

------------
✍🏻Diterjemahkan oleh Ummu Muhammad 'Aatikah hafizhahallah , telah dikoreksi oleh Al Ustadzah Aisyah Ummu Hudzaifah As-Samarindiyyah hafizhahallah.

Dipublikasikan; Senin, 19 Dzulqa'dah 1437 H /22 Agustus 2016 M​

​Saalikat Manhaj Salaf

» http://saalikatmanhajsalaf.blogspot.co.id/
» bit.ly/Saalikat_ManhajSalaf

This entry was posted in

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.