Minggu, 21 Agustus 2016

Ta'limul Abna`i (11)

Kajian Bunayya
[ Pertemuan ke 11 ]

Dari kitab :Ta'limul Abna`i Akidatus Salafis Shalih.

Mengajarkan kepada Anak Akidah As-Salaf As-Shalih.

Karya: Syaikh Abu Abdil A'la Khalid bin Muhammad bin 'Utsman Al Mishri hafizhahullah.​
....................................

Yaa bunayya, pada pekan lalu telah dijelaskan tentang IHSAN,

Ihsan adalah kamu beribadah kepada Allah seakan-seakan kamu melihat-Nya dan jika kamu tidak mampu seakan-akan melihat-Nya maka Dia melihatmu.

Apa makna ucapan di atas?

Maknanya: apabila engkau menjalankan ketaatan apapun bentuknya: shalat, puasa, doa, biirul walidain, menyembelih untuk kurban, istighfar, menghafal Al Qur'an dan hadits, dan amalan-amalan ketaatan lainnya yang kamu gunakan untuk mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wa ta'ala, maka kamu menjalankannya di atas ilmu dan keyakinan bahwa Allah melihatmu ketika kamu menjalankan amalan-amalan shalih itu.

Jadi, sudah selayaknya kamu memperbagus amalanmu dengan memaksudkannya untuk mengharap wajah Allah semata.

Janganlah kamu melakukannya agar temanmu mengatakan; "Kamu benar-benar pemuda yang shalih."

Jangan pula kamu menjalankannya hanya untuk menjadikan kedua orang tuamu senang, lalu kamu cukupkan niatmu sampai di situ. Atau kamu berniat agar kamu semakin dekat dan disenangi oleh gurumu, lalu ia memberikan nilai yang bagus kepadamu saat ujian atau membantumu mengulang pelajaran.

Akan tetapi, lakukanlah amalan shalih itu semua karena kamu cinta kepada Allah dan mengharapkan kecintaan-Nya.

Termasuk ketakwaan dan termasuk perbuatan ihsan yang wajib dalam menjalankan amalan ketaatan adalah kamu jalankan ketaatan itu sesuai dengan cara yang diajarkan kepada kita oleh Rasul kita Shallallahu 'alaihi wa sallam. Kita shalat sebagaimana Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam shalat.

Sebagaimana yang disabdakan olehnya:

"Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat bagaimana aku shalat."

Kamu puasa dengan cara yang telah beliau ajarkan kepada kita. Demikian pula ibadah-ibadah yang lainnya, jalankan seperti itu!

Jadi, tidak boleh wahai putraku! Wahai putriku! Kita beribadah kepada Allah dengan cara kita sendiri. Bahkan wajib bagi kita beribadah kepada Allah sesuai dengan petunjuk nabi kita Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam.

Bersambung Insya Allah....

✍ Diterjemahkan oleh: Al Ustadz. Abu Hudzaifah Ahmad bin Kadiyat عفا الله عنه.

Dipublikasikan: Sabtu, 28 Rabi'ul Awwal 1437H || 9 Januari 2016M.

http://saalikatmanhajsalaf.blogspot.co.id/
bit.ly/Saalikat_ManhajSalaf

Majmu'ah Saalikat Manhaj Salaf

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.